Ketua Majelis Parlemen Dunia Puan Maharani: Atasi Perubahan Iklim, Butuh Komitmen

Ketua Majelis Parlemen Dunia ke-144, Puan Maharani

Jakarta, Bhirawa.
Selaku Ketua Majelis Parlemen Dunia ke-144 di Bali bulan Maret 2022 lalu, Puan Maharani mengajak dunia internasional untuk ber-komitmen mengatasi perubahan iklim. Kerjasama internasional, mutlak dibutuhkan demi menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

“Perubahan iklim yang melampaui batas-batas negara, mengharuskan semua negara terlibat dalam gerakan bersama. Untuk menanggulangi dampaknya, baik bagi bumimaupun bagi kemanusiaan,” tambah Puan Maharani, Ketua DPR RI dalam akun instagram nya hari Jumat (26/4/22).

Puan Maharani lebih jauh menyatakan; Perlu memobilisasi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kita harus merealisasikan komitmen pembiayaan perubahan iklim sebesar 100 milliar US$ per tahun. Kita harus mendukung transisi energi bersih dengan transfer teknologi dan investasi, kata Puan.

Disebutkan, lingkungan hidup, perubahan iklim atau meningkatnya panas bumi, selalu merupakan persoalan yang kompleks. Keruwetan ini hanya bisa diatasi, jika dunia bersatu, bergotong royong dan memperkuat kerjasama internasional.

Terkait ekofeminisme, Puan menjabarkan;  Ekofeminisme berbicara tentang keterkaitan antara perempuan dan alam semesta. Terutama dalam ketidak berdayaan dan ketidak adalah perilaku kepada keduanya. Dalam penerapannya, ekofeminisme mengetengahkan etika kepedulian untuk mewujudkan keadilan sosial secara ekologis. Mengutamakan nilai feminitas dan menentang budaya patriarki.

“Dalam ekofeminisme ditetapkan, bahwa kerjasama, kepedulian, cinta dan toleransi, merupakan cara untuk melestarikan alam. Yang didalamnya manusia berada. Hubungan ini kemudian membentuk etika manusia terhadap pengelolaan lingkungan dan menciptakan kesetaraan gender manusia dlam kaitannya dengan alam semesta,” papar Puan.

Dikatakan, ekofeminisme dilandasi oleh etika kepedulian yang hadir karena sifat alami perempuan. Akan tetapi pada titik ini, diperlukan kehati-hatian agar terhindar dari bahaya, menganggap hanya perempuan saja yang memiliki kepedulian alamiah macam ini. Laki-laki juga punya kepedulian serupa.

Dalam kaitan dengangotong royong dan kerjasama internasional untuk menanggulangi dampak perbahan iklim. Kata Puan, dunia tidakhanya membutuhkan individu-individu yang memiliki kepedulian pada kondisi bumi. Tetapi juga seorang pemimpin yang secara alamiah memiliki kepedulian sebagai etika dalamhidupnya. (ira.hel)

Tags: