Kinerja Sektor Pertanian di Tengah Pandemi

Mewujudkan ketersediaan pangan di tengah pandemi Covid-19, bisa dipastikan menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi setiap negara. Tanpa, terkecuali bagi negeri kita Indonesia. Situasi pandemi saat ini bisa memungkinkan setiap negara di dunia berusaha menekan transaksi ekspor dan impor. Pasalnya, hasil pangan yang terhasilkan dari setiap negara ditahan untuk cukup memenuhi kebutuhan internal negaranya.

Bahkan, kekhawatiran publik sempat dan semakin memuncak saat Food and Agriculture Organization (FAO) mengeluarkan peringatan ancaman krisis pangan global pada April lalu. FAO mengingatkan setiap negara untuk meningkatkan kemandirian pangan. Otomatis negeri ini harus bisa mandiri secara pangan demi mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan.

Merujuk data Sistem Informasi Pertanian dari Kementerian Pertanian, kinerja ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan cukup signifikan, yakni sebesar 8,6 persen. Secara kumulatif nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai $US2,4 miliar atau meningkat dari sebelumnya yang hanya $US2,2 miliar. Dilanjutkan, ekspor olahan pertanian mencapai $US15,92 miliar atau meningkat 5,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang hanya $US15,09 miliar.

Dilanjutkan, kenaikan terjadi pada Nilai Tukar Petani (NTP) periode Agustus 2020, yakni sebesar 100,65 atau meningkat 0,56 persen dibanding bulan Juli 2020 yang hanya 100,09. Begitupun, berdasarkan subsektor, nilai NTP yang mengalami peningkatan di sub sektor tanaman pangan dan perkebunan. Urutan bobot subsektor dalam perhitungan NTP meliputi Tanaman Pangan 47,37 persen, Tanaman Perkebunan 25,39 persen, Peternakan 13,71 persen, Hortikultura 10 persen, dan Perikanan 3,53 persen.

Berangkat dari data di atas, sekiranya bisa menggugah kesadaran kita semua bahwa ketahanan pangan nasional hanya bisa kuat jika kita bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Dengan begitu, petani dan semua pemangku kepentingan sektor pertanian dalam negeri menjadi tumpuan kita untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Harun Rasyid
Dosen FPP Universitas Muhmammadiyah Malang

Tags: