KKP Temukan 4 Pekerja Pelabuhan Tanjung Perak Positif HIV/AIDS

Tim-KKP-Saat-Periksa-HIVAIDS. [m ali/bhiarawa]

Surabaya, Bhirawa
Setahun melakukan penyisiran HIV/AIDS di pelabuhan Tanjung Perak, Kelompok Kerja (Pokja) HIV/AIDS Tanjung Perak temukan sedikitnya 4 orang dinyatakan positif. Pertanyaan ini diungkapkan Pengelola Program HIV/AIDS Tanjung Perak Komisi Penanggulangan AIDS kota Surabaya, Ardi Bastian Kamis (6/4) kemarin.
“Hingga Maret 2017 ini kami menemukan 1 orang pekerja asal Pati Jawa Tengah positif, sedang yang tiga orang teridentifikasi sepanjang 2016, asal Surabaya yang kesemuanya adalah pekerja di pelabuhan Tanjung Perak,” ungkapnya disela-sela kegiatan edukasi dan tes HIV/AIDS di kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak.
Menurut Ardi, pokja penaggulangan HIV/AIDS pelabuhan Tanjung Perak mempunyai program yang dijalankan per semester untuk melakukan edukasi dan tes HIV/AIDS di wilayah kerja pelabuhan tanjung perak. Sedang pokja itu sendiri bentukan dari semua unsur yang ada di pelabuhan yang diketua kantor kesehatan pelabuhan (KKP).
“Program ini sudah berjalan mulai tahun 2016 lalu dan kebetulan kali ini kita sedang melakukan kegiatan di kantor Syahbandar Tanjung Perak,” akunya.
Ardi menjelaskan, identifikasi 4 ODHA di pelabuhan Tanjung Perak itu bukan bagian dari proses pengambilan sample darah pegawai Kesyahbandaran Perak yang berlangsung sejak, Selasa (4/4) lalu. Deteksi 4 pengidap HIV/AIDS yang semuanya pekerja pelabuhan tersebut ditemukan selama program edukasi HIV/AIDS mulai dijalankan awal 2016 lalu.
“Dari 2.800 orang yang kami edukasi mulai Juli-Desember 2016, didapati 3 orang dari 800 orang yang dites darahnya, positif HIV/AIDS. Sedangkan, di tahun ini, terhitung Januari-Maret 2017, ditemukan seorang dari 400 orang dari beberapa instansi dan perusahaan di Tanjung Perak yang kami tes darahnya, positif HIV/AIDS,,” urainya.
Diprediksi, temuan 4 ODHA pekerja pelabuhan di Tanjung Perak itu tak lepas dari tingginya mobilitas serta dinamika aktivitas di pelabuhan. Sebab, tidak disangsikan, kerentanan penularan virus yang berujung mematikan sistem imun tubuh manusia tersebut sangat besar peluangnya di pelabuhan. Karenanya diperlukan adanya alandasan Surat Keputusan Syahbandar Utama Tanjung Perak Surabaya Nomor : HK.207/02/06/SYB.TPR-15 tertanggal 26 Juni 2015 itu untuk memberikan pengertian akan penularan HIV/AIDS yang penularannya tidak menggunakan ‘rumus’ pengecualian.
Siapa saja dan siapapun bisa terjangkit virus ini (HIV/AIDS, red). Untuk itu, mari kita jaga pola serta gaya hidup kita lebih sehat dan bermutu. Ingat! Jangan berganti-ganti pasangan. Karena, media penularan HIV/AIDS melalui darah, cairan kelamin dan air susu ibu saat proses menyusui.
Sejak awal program dilangsungkan awal 2016, Pokja HIV/AIDS Tanjung Perak yang bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sudah menyasar sejumlah instansi, perusahaan yang berkecimpung di Tanjung Perak, termasuk para anak buah kapal (ABK). Menurutnya, bentukan Pokja HIV/AIDS Tanjung Perak mengacu dari program nasional dari pencegahan HIV/AIDS di 24 pelabuhan seluruh Indonesia.
DI Jawa Timur, ada dua pelabuhan yaitu Tanjung Perak dan Tanjung Wangi Banyuwangi. Untuk yang sudah kami edukasi dan tes darah, antara lain koperasi TKBM ada 250 orang sudah di tes darah. Begitu juga dengan Pelindo III Tanjung Perak sudah dua kali, BJTI sekali, Kantor Otoritas Pelabuhan juga pernah kami tes darah dan edukasi serta Syahbandar yang sudah kedua kalinya.
Namun demikian, tidak perlu khawatir dengan langkah yang dilakukan pokja penanggulangan HIV/AIDS selama ini, , semua dirahasiakan. Kalau positif, tetap ada pendampingan dan didampingi untuk pengobatannya. Mulai dari ambil obat, sampai dengan rumah sakit yang diinginkan.
Sementara, Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Capt. Hari Setyobudi menyambut baik dengan program Pokja HIV/AIDS yang dilaksanakan dua hari sejak, Selasa (4/4/2017). Dikatakan, pengambilan sample darah 36 pegawai di hari pertama dan 44 orang pada, Rabu (5/4/2017) itu merupakan upaya menjaga arti penting kesehatan dan pola hidup dalam keseharian.
“Saya sangat mengapresiasi program ini. Kedepan, kami juga ingin ada sosialisasi dan edukasi bahaya narkoba kepada semua pegawai. Kami akan kerjasamakan dengan BNN untuk memberikan pencerahan tentang bahaya narkoba bagi penggunanya,,” tutur Hari. [ma]

Tags: