Komisi A DPRD Jatim Dorong RS Paru Jember Jadi Rujukan

Wakil Ketua Komisi DPRD Jawa Timur Miftahul Ulum (Kemeja purih) didampingi Kepala Bakorwil V Jember Tjahjo Widodo (kiri) dan Direktur RS Paru dr. Arya Sidemen saat meninjau fasilitas yang dimiliki oleh RS. Paru di Jember

Kab.Jember, Bhirawa
DPRD Jawa Timur mendorong Pemprov Jawa Timur untuk mengoptimalkan keberadaan Rumah Sakit Paru di Jember menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Jawa Timur bagian timur.  Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim Miftahul Ulum mengatakan, perluasan jangkauan pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengurangi pelayanan RS. dr. Sutomo yang sudah overload.” Kalau pemprov punya keinginan mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat Jawa Timur wilayah timur, ya RS Paru ini yang kita optimalkan,” tandas Cak Ulum panggilan singkat Miftahul Ulum.
Cak Ulum mencoba berkomunikasi dengan Direktur Paru dan Bakorwil V Jember untuk membantu menganalisis seberapa pentingnya pelayanan kesehatan milik Jawa Timur yang ada di Jember untuk dioptimalkan untuk menjadi rumah sakit rujukan wilayah Jatim wilayah timur.
“Saya kira ini bagus ya, tinggal goodwill pemprof, mau tidak melanjutkan keinginan lama yang ingin punya lembaga kesehatan di daerah. Dulu pernah, Gubernur punya rencana men take over RS.Subandi, namun karena ada beberapa persoalan yang belum clear, akhirnya batal,” ungkap politisi asal PKB ini kemarin.
Menurut Ulum, keberadaan RS Paru selama ini image di masyarakat hanya melayani satu jenis penyakit saja, tapi kenyataannya tidak.” Image ini yang harus dirubah, sehingga masyarakat Jawa Timur tidak terfokus pada RS. Subandi saja.  Atau namanya diganti RS. dr.Sutomo di Jember,” ujar Cak Ulum yang juga Ketua DPC PKB Jember.
Cak Ulum mengaku, jika RS Paru bisa dioptimalkan secara maksimal, akan mengatasi overkapasitas yang dialami oleh RS dr. Subandi yang selama ini menjadi RS rujukan masyarakat eka Besuki, Lumajang dan Probolinggo, dan RS. dr. Sutomo.
Sementara, Direktur RS Paru Jemberdr. I G. N. Arya Sidemen, SE .,MPH. mengaku bahwa keinginan Gubernur Jawa Timur bagian timur harus ada rujukan RS milik Penprov Jatim. Dengan gagalnya rencana take over RS dr. Subandi oleh Gubernur, ia mengaku mendapat tugas bersama RS. dr. Subandi untuk menjadi rujukan Jatim bagian timur.” Sehingga RS. Paru ini mengembangkan layanan yang di RS. Subandi tidak ada. Layanan kami lebih terfokus pada layanan Jatung, Paru-Paru dan Stroke,” ujar Arya.
Arya juga mengungkapkan alasan kenapa RS yang dipimpinnya lebih terfokus pada 3 jenis layanan. Pria berbadan gemuk ini mengaku bahwa ketiganya penyebab kematian terbesar di Indonesia.” Sekarang kita sudah mampu melakukan operasi jantung, kita sudah mulai mengembangkan pelayanan mata seperti yang ada di Surabaya. Intinya perIni semua intinya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat Jatim bagian timur agar tidak terfokus di Surabaya (dr. Sutomo). Sekarang kita masih RS Paru, kedepan nanti akan berubah.” ujarnya Arya singkat. [efi]

Tags: