Komite dan Wali Murid Adukan Kasek ke Disdikbud

Kasek SDN 2 Kandang Kecamatan Kapongan Situbondo Drs Priadi menunjukkan realisasi pembangunan tiga RKB, Selasa (12/3) kemarin. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Sedikitnya 50 wali murid SDN 2 Kandang Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo bersama jajaran pengurus Komite Sekolah mengadukan Drs Riadi, Kasek SDN 2 Kandang ke Korwil Pendidikan Kecamatan Kapongan dan pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), di Jalan Madura Situbondo. Aduan tersebut dilayangkan dua lembaga tersebut karena Kasek Riadi dituding tidak transparan dalam pengelolaan administrasi keuangan pembangunan 3 RKB (ruang kelas baru). Tak hanya itu saja, Kasek Riadi juga dituding sepihak dalam menonaktifkan salah satu GTT bernama Lidia yang diakui wali murid sebagai salah satu guru berprestasi.
Menurut Ketua Komite SDN 2 Kandang, Jamsuri, banyak hal yang kurang disukai dari kinerja dan kepemimpinan Kasek Riadi. Selain tidak transparan dalam keuangan sekolah juga jarang merangkul pengurus komite dalam setiap mengeluarkan kebijakan. Karena sudah sering kali mengeluarkan kebijakan sepihak, aku Jamsuri, ia berencana melakukan demo bersama pengurus komite dan para wali murid.
“Langkah penon-aktifan GTT Lidia itu sangat ditentang oleh para wali murid. Karena sosok Lidia dieknal sebagai pengajar yang baik sehingga dicintai oleh para wali murid. Langkah Kasek itu sudah saya laporkan kepada Disdikbud Kabupaten Situbondo dan Korwil Pendidikan Kecamatan Kapongan,” ungkap Jamsuri.
Terpisah ketika dikonfirmasi perihal tudingan tersebut, Kasek SDN 2 Kandang Drs Riadi membantah keras jika pihaknya menutup akses transparansi dalam keuangan pembangunan 3 RKB di lembaganya. Malah sebaliknya, menurut Riadi, dana bantuan pembangunan 3 RKB dirasa masih kurang sehingga membuat dirinya berinisiatif mencari dana tambahan dari sektor lain. “Tidak benar kalau saya tidak terbuka dalam keuangan pembangunan 3 RKB ini. Dana yang diberikan Disdikbud Kabupaten Situbondo justeru kurang karena harga bahan bahan bangunan kini terus menanjak naik,” tegas Riadi. Terkait kebijakan pemecatan GTT bernama Lidia, sambung Riadi, sangat tidak benar melainkan dirinya hanya melakukan penonaktifan GTT tersebut sampai waktu tertentu. Langkah penonaktifan itu terpaksa dilakukan Riadi, urai Riadi, karena Lidia dinilai kurang etis sebagai bawahan kepada atasan (Kasek Riadi, red). Untuk memberikan efek jera, sambung Riadi, ia untuk sementara waktu menonaktifkan Lidia mengajar di SDN 2 Kandang. “Dasar penonaktifan itu dipicu oleh sikap Lidia yang membeber kejelekan saya di medsos. Mungkin kalau hanya diunggah di grup, saya tidak masalah. Namun kalau itu sudah disebarluaskan di medsos berarti sudah mencemarkan nama baik saya,” beber Riadi.
Dari konflik ini, aku Riadi, dirinya sudah dipanggil pihak BKPSDM (Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kabupaten Situbondo, Senin sore (11/3). Dalam klarifikasi tersebut, kupas Riadi, dirinya diminta membeberkan alur masalah yang dilaporkan komite sekolah dan puluhan wali murid. Akhir dari pemanggilan tersebut, lanjut Riadi, ia kini dimutasi menjadi Kepala Sekolah SDN 1 Jatisari Kecamatan Arjasa Situbondo.
“Sebagai ASN, saya siap ditugaskan dimana saja. Apalagi saya akan memasuki pensiun dua tahun kedepan. Insya Allah pertengahan Maret saya akan menempati jabatan di SDN 1 Jatisari,” pungkas Riadi. [awi]

Tags: