Kota Probolinggo Raih Adipura, Dorong Masyarakat Kelola Sampah dari Sumbernya

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rachmadeta Antariksa.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkot Probolinggo, Bhirawa.
Pemerintah Kota Probolinggo berhasil meraih penghargaan Sertifikat Adipura tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) atas pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau perkotaan yang bersih, teduh, dan berkelanjutan. Penghargaan tersebut diberikan pada Selasa (28/2) oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rachmadeta Antariksa di Auditorium Dr. Soedjarwo Gedung Manggala Wanabakti Jakarta.

Ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/3), Rachmadeta menjelaskan bahwa penilaian penerima penghargaan Adipura tidak hanya terbatas pada pengelolaan lingkungan dan persampahan saja. Namun juga terkait tata kelola kota dengan seluruh fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya.

“Adipura ini tidak sekadar hanya sepintas pengelolaan lingkungan dan persampahan saja, tidak, tetapi ini juga meliputi tata kota juga yang dinilai dengan sarana prasarana yang ada mulai kesehatan, pendidikan, perkantoran nya, kemudian pasar menjadi salah satu indikator-indikator yang dijadikan penilaian,” jelas Deta sapaan akrabnya.

Dalam proses asesmen yang dilakukan tim penilai Adipura, Deta mengaku Kota Probolinggo masih memiliki tantangan yang perlu untuk diselesaikan bersama-sama, salah satunya adalah fasilitas pedestrian.

“Penataan kota, kalau melihat Kota Probolinggo kita mungkin ada beberapa contoh lah seperti pedestrian kita yang kurang, jadi ketika orang ini berjalan, dia harus aman, dengan pedestrian yang lebar atau yang layak, ini kan tidak bisa hanya Dinas Lingkungan Hidup yang menyelesaikan tetapi ada Dinas PUPR yang berperan juga disitu, kemudian trotoar kita juga ada kelemahan, masih banyaknya orang berusaha di trotoar,” katanya.

Diketahui, pelaksanaan Program Adipura tahun 2022 diikuti oleh 258 kabupaten/kota dari total 514 kabupaten/kota se-Indonesia. Dari hasil asesmen diumumkan sebanyak 150 kepala daerah menerima penghargaan Adipura. Diantaranya, 5 kabupaten/kota meraih Anugerah Adipura Kencana, yakni Kota Balikpapan, Surabaya, Kota Bontang, Kota Bitung dan Kabupaten Jepara. Anugerah Adipura Kencana adalah penghargaan tertinggi bagi kabupaten/kota yang mampu menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang inovatif dan berkelanjutan.

Selanjutnya, sebanyak 80 kabupaten/kota berhasil mendapatkan Anugerah Adipura. Berikutnya, terdapat 61 kabupaten/kota memperoleh penghargaan sertifikat Adipura serta 4 kabupaten/kota menerima penghargaan Plakat Adipura.
Untuk penilaian di tahun 2023, Deta optimis Kota Probolinggo bisa meraih penghargaan Adipura lebih baik lagi. Seraya mengajak partisipasi aktif masyarakat untuk menyelesaikan urusan sampah dari skala rumah tangga guna mewujudkan Zero Waste Zero Emission.

“Ayo kita memulai menyelesaikan urusan sampah dari rumah tangga kita masing-masing, jadi harapannya Bu Menteri kemarin yang disampaikan 2050 Zero Waste Zero Emission Indonesia, kita dorong masyarakat untuk bisa mengelola sampah dari sumbernya, terutama dari rumah tangga ini,” pesan Deta.

Pemerintah Kota Probolinggo bersama Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tunas Harapan Bersama Kelurahan Triwung Kidul, serta pokmas yang lainnya terus menggelar Sosialisasi Pengolahan Sampah bagi Masyarakat, bertujuan untuk mengurangi sampah dan masyarakat bisa mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Bertempat di Gedung Harva Kota Probolinggo, Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin, menyampaikan, bahwa pengelolaan sampah merujuk pada 3 M. Mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah.

“Dari sampah yang diolah, nantinya diharapkan punya nilai ekonomis dan mampu mengelolanya. Jangan latah ikut-ikutan yang sedang trend tapi jadilah trendsetter di bidang persampahan ini,” ujarnya.

Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, mendaur ulang dari material sampah, material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau estetika.

“Saya tertarik pada kalimat Ketua Pokmas yang seharusnya menyebutkan pengolahan sampah bagi masyarakat menjadi sampah masyarakat, itu luar biasa. Itu menjadi dua hal fungsi yang harus kita laksanakan. Mari kita bersihkan bersama-sama, jangan sampai sampah-sampah tadi bermunculan di Kota Probolinggo khususnya di wilayah Kelurahan Triwung Kidul,” tegasnya.
Upaya pengelolaan sampah, Wali Kota Habib Hadi menyampaikan pentingnya melakukan pengelolaan jenis sampah untuk memulihkan sumber daya alam. Dalam hal ini resources recovery, dengan melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.

Habib Hadi menjelaskan permasalahan yang paling melekat di masyarakat. Di mana sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman.

Wali Kota pun berharap sosialisasi ini betul-betul dimanfaatkan oleh para peserta. Sehingga sampah yang ada di sekitarnya bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat sekaligus dapat menjaga kesehatan warganya.

“Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua. Kalau lingkungan kiat bersih, yang enak siapa? Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, menyadarkan bahwa sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Kalau butuh peralatan seperti excavator atau bego, sampaikan. Nanti kita datangkan, karnanya apa yang dilakukan selama ini memperoleh buah yang baik yakni Adipura kita peroleh,” tambahnya.(Wap.hel)

Tags: