Kunjungan Gubernur ke SMK PGRI 1 Mejayan yang Produksi Mobil Listrik

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Madiun, Ahmad Dawami dan Forkopimda mendengarkan penjelasan Kepala SMK PGRI I Mejayan, Sampun Hamdan saat peninjauan perakitan Mokasi. [sudarno]

Onderdil Buatan Lokal, Dapat Pesanan 50 Mobil yang Akan Dikirim ke Kalimantan
Kabupaten Madiun, Bhirawa
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan di SMK PGRI 1 Mejayan, Kabupaten Madiun yang siap memproduksi mobil bernama Mokasi atau singkatan dari Mobil Kampung Pesilat untuk UMKM, Jumat (18/9). Gubernur pun dibuat kagum atas inovasi SMK PGRI 1 Mejayan tersebut, dan meminta untuk dikembangkan terus.
Mokasi merupakan mobil listrik yang diperuntukan untuk UMKM yang bisa dipergunakan menjual sembako (mobil listrik sembako), makanan (mobil listrik warung berjalan), peralatan kendaraan (mobil listrik service) yang saat itu tengah berlangsung di SMK PGRI 1 Mejayan, dan sudah mendapatkan pesanan sekitar 50 mobil yang akan dikirim ke Kalimantan.
“Kembangkan terus kegiatan siswa yang positif ini sehingga bermanfaat,” ujar Gubernur Khofifah, saat mendengan cerita dari Kepala SMK PGRI 1 Mejayan, Drs Sampun Hamadan, tentang kemajuan SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun yang dipimpinnya.
Dalam kunjungan itu, Gubernur Khofifah bersama stafnya didampingi Bupati Madiun H Ahmad Dawami, Wakil Bupati Madiun, Kapolres Madiun AKBP R Bagoes Wibisono dan Dandim 0803/Madiun beserta Forkopimda Kabupaten Madiun. Gubernur Khofifah menyempatkan diri meninjau kegiatan siswa secara tatap muka langsung.
Gubernur juga memberikan edukasi kepada siswa tentang protokol kesehatan, dan juga membagikan masker serta face shield kepada siswa SMK PGRI 1 Mejayan. “Yang jelas dan apapun alasannya, sekarang ini semua warga tetap dan harus memakai masker. Demikian pula, dalam rangkaian kegiatan kunjungan Gubernur Jatim di Kabupaten Madiun ini semua tetap menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.
Kepala SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun, Drs Sampun Hamdan menjelaskan, munculnya gagasan memproduksi mobil listrik untuk UMKM karena banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) disaat musim pandemi covid-19. Pelajar SMK PGRI 1 Mejayan mempunyai inisiatif mengembangkan karya dalam praktik di sekolahnya membuat mobil listrik siap pakai jualan bagi UMKM yang berminat. Niat baik dari sejumlah siswa SMK PGRI tersebut mendapat sambutan baik para gurunya untuk menciptakan mobil listrik yang ramah lingkungan.
“Ya, awalnya anak-anak itu hanya sekedar melakukan praktik dan mencoba-coba merakit mobil listrik yang bahan bakunya juga sederhana. Setelah dirancang dan diproduksi oleh beberapa siswa tentunya didampingi sejumlah guru SMK Model PGRI 1 Mejayan dan setelah jadi, lalu diberi nama Mobil listrik UMKM,” katanya.
Sebelum mencoba membuat mobil listrik, kata Sampun Hamdan, awalnya siswa merancang kendaraan kayuh yang diberi nama ‘Kereta Cinta’. Tetapi gagasan itu tidak jadi lantaran untuk mengayuh kereta membutuhkan tenaga dan tidak efektif. Kemudian pilihan tetap membuat mobil tenaga listrik. Ternyata siswa berhasil memproduksi mobil listrik yang mempunyai daya tempuh hingga 90 kilometer.
“Yang jelas, mobil listrik ini tercipta atas keprihatinan banyaknya pekerja yang di PHK selama masa pandemi Covid-19. Untuk itu muncul ide bagaimana membuat kendaraan sederhana dan efisien agar bisa digunakan untuk berjualan,” ungkap Sampun Hadam.
Mobil listrik UMKM memiliki panjang 2,5 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter. Mobil ini dirancang dan dibuat pada saat masa pandemi Covid-19 sekitar Mei 2020. Untuk membuat satu mobil listrik UMKM ini sekitar satu bulan dan membutuhkan dana sekitar Rp 15 juta lebih. Untuk mengerjakan mobil ini, para siswa dan para gurunya datang bergantian ke sekolah karena kondisi pandemi Covid-19.
Pengerjaan mobil listrik UMKM itu, masing-masing siswa mengerjakan tugas sesuai dengan spesifikasi keilmuannya. Tim dibagi tiga, yakni yang pembuat desain mobil, penggerak dan desain bodi kendaraan. Agar efektif bagi pelaku usaha kecil, desain mobil listrik dibuat sederhana. Selain itu beratnya pun tidak lebih dari 100 Kg.
Demikian halnya, mobil listrik UMKM itu selain dirancang untuk tempat jualan nasi pecel bersama peralatannya komplit misalnya, masih juga bisa dua orang tempat duduk untuk penumpang di sela-selanya. Keberhasilan produksi mobil listrik UMKM itu, benar-benar kemauan keras siswa dan guru-gurunya. Sehingga mereka rela tidak pulang ke rumah dan mereka pilih berlama-lama di sekolah khususnya di ruang praktek atau di bengkel.
Hal itu dibenarkan oleh beberapa siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan, kalau mereka itu, apabila sudah jam praktek apalagi tahu kalau hasil karyanya untuk melengkapi pembuatan mobil listrik UMKM, dirinya semakin bersemangat. Bahkan mereka rela tidak pulang ke rumah malainkan berlama-lama di sekolah atau di bengkel tempat praktek.
Produksi mobil listrik UMKM itu menurut Sampun Hamdan, sangat tepat sekali apabila diukur dengan yang bakal menggunakan yakni para usaha mikro kecil dan menengah.Karena itu, nilai jualnya apabila ada yang pesan, hanya dipatok harga sekitar Rp 15 juta atau Rp 20 juta per unitnya. Harga itu disesuaikan dengan jumlah berapa onderdil dan peralatan lainnya mobil listrik itu sendiri. Sehingga harganya masih terjangkau bagi UMKM.
Setelah di uji coba, Jumat (30/6) lalu, sekarang ini terdapat 22 unit mobil listrik UMKM produksi SMK Model PGRI 1 Mejayan dipesan pengusaha dari Surabaya 5 unit, Jawa Tengah 5 unit dan dari Jakarta 12 unit. Terus terang penjualan mobil listrik UMKM itu tidak pakai perizinan. Karena, itu akan hasil karya anak-anak atau siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun.
“Dan itu, bukan untuk diperdagangakan tetapi itu hasil karya/praktek dari siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan. Lha kebetulkan, kok ada yang pesan atau membelinya. Apa salahnya hasil praktek anak sekolah ada yang membeli. Ya, boleh dibeli dan Itu namanya rejekinya anak sholeh,” tutur Sampun Hamdan bergurau.
Terlebih onderdil atau peralatan dalam perakitan mobil listrik UMKM itu, hampir semuanya tidak ada yang impor melainkan semuanya lokal. Sehingga masih wajar apabila harganya per unitnya murah dan masih terjangkau para UMKM di Madiun sekitarnya.
“Tetapi anehnya, produksi mobil listrik UMKM hasil rakitan SMK Model PGRI 1 Mejayan ini, justru yang sudah pesan dari Surabaya, Jawa Tengah dan Jakarta. Yang dari Madiun sepertinya belum ada yang tertarik. Ya mungkin mereka belum mengetahuinya,” ungkap Sampun Hamdan.
Karena itu, pihaknya akan mempromosikan ke para UMKM di Madiun sekitarnya. Masalahnya selain harganya relatif murah dan masih terjangkau para UMKM. Sebab, mobil listrik UMKM ini menggunakan sistem matik. Yang mana giginya hanya untuk maju mundur dan posisi netral. Sehingga mobil listrik ini makin mudah dikendarai oleh siapa saja.
Demikian halnya, kalau dalam keadaan baterai penuh, mobil listrik bisa dipacu dengan jarak tempuh sampai 90 km/jam. Dengan kecepatan maksimal 40 Km/jam. “Kenapa kecapatan maksimal 40 km/jam. Ya, agar energi bisa lebih hikmat. Sedang pengisian listriknya, dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Sehingga kalau malam di charge, paginya, mobil listrik itu sudah bisa digunakan,” kata Sampun Hamdan menjelaskan. [sudarno]

Tags: