Lanud Abd Saleh Sambut Kedatangan Putra Terbaik

Mobil Ambulance dipersiapkan untuk mengangkut jenazah anggota Skadron 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh Malang, yang menjadi korban tewas kecelakaan pesawat Hercules di Medan, di depan hanggar Skadron 32 Lanud setempat. [cyn/Bhirawa]

Mobil Ambulance dipersiapkan untuk mengangkut jenazah anggota Skadron 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh Malang, yang menjadi korban tewas kecelakaan pesawat Hercules di Medan, di depan hanggar Skadron 32 Lanud setempat. [cyn/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Keluarga Besar TNI AU Landasan Udara Abdurachman (Lanud Abd) Saleh Malang, Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, berduka sangat mendalam atas meninggalnya anggota Lanud setempat, yang mengalami kecelakaan pesawat terbang Hercules C-130 No A-310 dari Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh Malang, yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatra Utara (Sumut), setelah lepas landas dari Lanud Suwondo Medan, pada Selasa (30/6) siang kemarin.
Sedangkan dari 12 crew pesawat terbang Hercules tersebut, yang jatuh di Medan  kesemuanya anggota dari Skadron 32 Lanud Abd Saleh Malang, sehingga tidak ada satu pun penumpang atau crew pesawat Hercules itu selamat dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Menurut, Kepala Penerangan dan Perpusatakaan (Pentak) TNI AU Lanud Abd Saleh Malang Letkol (Sus) Sutrisno, Rabu (1/7), kepada sejumlah wartawan mengatakan, putra-putra terbaik anggota TNI AU, khususnya anggota TNI AU dari Skadron 32 Lanud Abd Saleh Malang yang menjadi korban kecelakaan Hercules sebanyak 12 orang kesemuanya akan terlebih dahulu dibawah ke Lanud Abd Saleh Malang untuk disemayamkan, dan akan dilakulan penghormatan terkhir dengan upacara militer.
Selanjutnya, jelas dia,  para jenazah tersebut akan diserahkan kepada keluarganya masing-masing untuk segera dikebumikan. Sedangkan ada sebagian jenazah akan dikebumikan di tempat pemakaman Margabaka yang berada di komplek Lanud Abd Saleh, serta ada juga yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan, di Kota Malang. “Dan ada dimakamkan di tempat pemakaman umum sesuai dari permintaan keluarga,” paparnya.
Seperti pilot Kapten (Pnb) Sandy Permana, lanjut Sutrisno, akan dimakamkan ke daerah asalnya yakni di Semarang. Begitu juga co pilot Lettu (Pnb) Pandu Setiawan, juga akan dimakam di daerah asalnya yakni di Sleman, Jogjakarta, dan co pilot Letda (Pnb) Dian Sukma Pasaribu, akan dimakamkan di Palembang. Sementara, dari hasil informasi dari Lanud Sowondo Medan, ada 8 orang jenazah yang akan diterbangkan ke Lanud Abd Saleh Malang, termasuk pilot dan dua co pilot.
Disebutkan, nama-nama crew dari pesawat terbang Hercules C-130 No A-310 dari Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh Malang, selain pilot Kapten (Pnb) Sandy Permana, co pilot Lettu (Pnb) Pandu Setiawan, dan  co pilot Letda (Pnb) Dian Sukma Pasaribu, crew lainnya yang berada di dalam pesawat adalah seorang navigator, Kapten Riri Setiawan, Juru radio udara, Serma Bambang H, Juru mesin BR, Peltu Ibnu Qohar dan Pelda Andik S. “Dan selanjutnya, juru mesin udara II Pelda Parijo, instruktur Load master Peltu Ngateman, Load master II Peltu Yahya Komari dan Pelda Agus P, serta seorang crew Prada Alvian,” jelasnya.
Dikesempatan itu, Sutrisno menegaskan, sebelum berangkat dari Lanud Abd Saleh Malang, pesawat terbang Hercules ini dalam kondisi layak terbang, sehingga diperintahkan terbang untuk menjalani operasi. Dan jika tahu ada masalah sejak awal dengan pesawat tersebut, secara otomatis dilarang untuk terbang. Termasuk saat di Lanud Suwondo Medan, jika ada masalah pada pesawat terbang tersebut, maka juga dipastikan tidak boleh terbang.
Ditempat terpisah, salah satu keluarga korban kecelakaan Hercules C-130 No A-310, Load master II Peltu Yahya Komari, Kompol Gatot Setiawan mengatakan, bahwa dirinya dan keluarga korban mengetahui kejadian tersebut dari televisi. Sekitar pukul 12.00 WIB, dirinya melihat televisi kok ada pesawat jatuh dari Skadron 32. “Saya langsung mencoba menghubungi istri yang bersangkutan dan membenarkan, jika suaminya menjadi korban kecelakaan pesawat terbang Hercules tersebut,” paparnya.
Dan saat itu, masih dia katakan, saya sebelum menelepon istrinya, dirinya berulang-ulang menelpon Mas Yahya melalui telepon selulernya. Namun selalu gagal, karena tidak ada nada sambung. Sehingga gagal menghubungi dia, maka saya langsung menghubungi istrinya untuk meminta informasi tentang keberadaan saudara saya ini. Dan ternyata Allah telah memanggilnya, melalui kecelakaan pesawat terbang di Medan. [cyn]

Tags: