Larang Ojek Daring Masuk Markas Polisi

Pasca bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Polda Jatim maupun Mapolres memperketat penjagaan di pintu masuk. Selain itu juga menerapkan aturan melarang ojek daring masuk markas atau kantor Polisi. [Arif Yulianto]

Pasca Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan
Polda Jatim, Bhirawa
Pasca peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB. Polda Jatim meningkatkan pengamanan di pos penjagaan pintu masuk Mapolda Jatim mau di beberapa Polres.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, penjagaan ketat di pos pintu masuk Mapolda sudah diterapkan sejak setahun lalu, pasca rangkaian bom di Surabaya. Ketatnya penjagaan itu juga dilakukan untuk ojek daring yang akan masuk ke Mapolda Jatim.
“Semua masyarakat tahu, publik juga sudah tahu. Pasca terjadinya bom di Surabaya, Polda Jatim sudah satu tahu menerapkan (penjagaan ketat) ini,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Rabu (13/11).
Penjagaan ketat itu, sambung Barung, bukan semata-mata bentuk pelarangan atau mendiskriminasi salah satu pekerjaan seperti ojek daring. Itu dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi kejadian bom seperti di Mapolrestabes Medan.
“Polda Jatim melarang kegiatan-kegiatan, bukan mendiskriminasi. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkn, ojol atau ojek online apapun juga bentuknya kita melarang masuk ke Polda Jatim,” tegasnya.
Mantan Kabid Humas Polda Sulsel ini menambahkan, jika ojek daring akan mengirim makanan atau barang seperti go-send atau go-food, bisa dititipkan ke pos penjagaan di depan Mapolda Jatim. “Kalau ada sesuatu, misalnya go-send kemudian juga go-food itu diambil di penjagaan di depan,” jelas Barung.
Masih kata Barung, untuk mengantisipasi adanya teror, setiap orang yang akan masuk ke Mapolda Jatim diharuskan membuka jaket dan helmnya. Petugas pun, lanjut Barung, juga melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan pengunjung yang masuk ke Mapolda Jatim.
“Ini kami lakukan untuk mengantisipasi daripada itu (teror bom, red). Setiap pengunjung yang masuk di penjagaan Polda Jatim, harus membuka jaket. Kami lakukan itu untuk mengantisipasi apa hal yang di bawanya. Umumnya berkaca dari pengalaman itu, kita melihat bahwa sesuatu yang terselip di jaket ini juga bisa diantisipasi,” ungkap Barung.
Sementara itu hal serupa juga di lakukan di Mapolre Jombang, sejumlah petugas kepolisian lengkap dengan senjata laras panjang berjaga-jaga di pintu masuk. Setiap orang yang akan memasuki pintu Mapolres pun tak luput dari pemeriksaan petugas untuk dimintai keterangan tentang tujuan akan masuk ke Mapolres hingga pemeriksaan identitas diri tamu.
Wakapolres Jombang, Kompol Budi Setiyono menjelaskan, menyikapi adanya peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, pihaknya melakukan peningkatan kewaspadaan dan pengamanan Mapolres Jombang khususnya yang ada di penjagaan.
“Dengan melaksanakan pemeriksaan, baik barang-barang bawaan serta kendaraan yang akan masuk ke Mapolres Jombang,” ujar Wakapolres Jombang.
Namun lanjut Kompol Budi, peningkatan pengamanan yang dilakukan Polres Jombang terutama di pintu masuk Mapolres Jombang tidak akan mengurangi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, pihaknya juga melarang ojek online untuk memasuki Mapolres Jombang dengan alasan apapun.
“Jadi apabila mengantar barang, otomatis yang pesan harus menerima di luar dari Mako kita. Apapun itu, baik mengantar makanan, maupun keperluan transportasi,” tandas Kompol Budi.
Wakapolres menambahkan, pihaknya juga memberikan penekanan dan perintah kepada seluruh Kapolsek jajaran di wilayah hukum Polres Jombang agar meningkatkan kewaspadaan serta melakukan pengamanan Mapolsek masing-masing terutama di penjagaan dengan menggunakan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang ada.
“Dan mengedepankan peran serta masyarakat Kabupaten Jombang untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dini, kemudian memberikan informasi, serta melaporkan apabila ada seseorang yang dicuragi sebagai pelaku teror,” pungkasnya. [bed.rif]

Tags: