Lebih Dekat dengan H Misbahul Munir, Kepala Kemenag Situbondo

H Misbahul Munir (tengah) bersama kasubag dan kasi-kasi di lingkungan Kantor Kemenag Kabupaten Situbondo. [sawawi]

Usai Dilantik langsung Lakukan Penataan Internal, Ajak Staf Tolak Pemberian Uang
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Usai dilantik sebagai orang nomor satu di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Situbondo pada tahun lalu, H Misbahul Munir langsung berbenah, terutama di lingkungan internal. Tak cukup itu, mantan Kasubag TU Kemenag Kabupaten Sidoarjo itu juga melakukan terobosan. Salah satunya yang mencuat adalah mengajak seluruh staf menolak pemberian uang. Seperti apa sosoknya ?
Kala itu, H Misbahul Munir tampak pagi hari sudah berpakaian baju putih lengan panjang, bercelana hitam plus memakai peci hitam. Rupanya saat itu akan ada mutasi besar besaran di jajaran kepala madrasah yang ada di lingkungan Kemenag Kabupaten Situbondo. Ada enam kepala madrasah yang di mutasi H Misbahul Munir. Diantaranya Kepala MAN 1 Situbondo, MAN 2 Situbondo, MTsN 1 Situbondo, MTsN 2 Situbondo, MIN 1 Situbondo dan MIN 2 Situbondo.
Misbah, sapaan lekat Misbahul Munir, mengatakan, enam kepala madrasah yang ada di bawah lingkungan Kantor Kemenag Situbondo sudah waktunya dimutasi. Prosesi mutasi kala itu dirangkai dengan pengambilan sumpah jabatan di auditorium setempat. Misbah memimpin langsung seluruh rangkaian acara mutasi dengan di dampingi Kasubag TU dan para Kepala Seksi serta Kepala KUA se-Kabupaten Situbondo. “Ya ini murni untuk penyegaran,” katanya.
Menurut dia, pelantikan para kepala madrasah didasarkan pada dua alasan. Pertama; karena rotasi dan kedua karena promosi. Rotasi tersebut perlu dilakukan karena cukup lama menjabat ditempat yang lama dan diberi amanah baru ditempat lain.
“Ada lagi kepala madrasah karena faktor kesehatan. Dia ingin menjaga tubuhnya agar sehat sehingga harus mengangkat kepala madrasah yang baru. Selain itu ada kepala madrasah yang meninggal dan harus segera diisi,” beber pria yang pernah berdinas di Kantor Kemenag Provinsi Jatim itu.
Disunggung soal ajakan menolak pemberian uang, Misbah bersepakat dengan semua staf dan pejabat yang ada di lingkungan Kemenag Kabupaten Situbondo agar menolak pemberian uang dari mana pun. Sebab, memberi suap dan menerima suapa sama sama diganjar api neraka.
“Kalau kita berbicara kebutuhan dan seberapa banyak uang yang kita punya pasti akan selalu merasa kurang. Nah, kami sebagai ASN sebenarnya sudah ada garisnya. Kebutuhan berapa dan tunjangan berapa, semua itu sudah ada rinciannya,” jelasnya.
Misbah kembali menambahkan, melihat kebutuhan manusia itu tergantung dari mana menilainya. Bisa dibilang cukup dan juga sebaliknya, tegasnya, bisa kurang, dari mana memandangnya. Misbah lalu mencontohkan, usai melakukan pelantikan dan mutasi enam Kepala Madrasah, jauh hari secara tegas menolak jika ada yang memberi uang. “Jika dititipkan pun akan saya tolak. Itu semua merupakan komitmen saya,” paparnya.
Ajakan penolakan menerima uang itu dikobarkan Misbah kepada semua staf Kantor Kemenag Kabupaten Situbondo, satu diantaranya disampaikan saat berdiskusi. Dia beralasan, kebaikan untuk akhirat harus segera dimulai sehingga hidup bisa lebih berkah. Agar ajakan itu mempunya ikatan, ujar dia, pihaknya menindaklanjuti secara resmi dengan mengajak semua Kepala madrasah baik negeri maupun swasta serta Kepala KUA serta pengawas.
“Kami menyampaikan jika ada surat keluar, maka Kemenag tidak boleh menerima atau meminta upah dari setiap layanan. Semua harus lewat PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Semuanya nol rupiah. Kecuali untuk layanan haji yang notebene membeli kursi untuk ke Tanah Suci,” beber Misbah.
Lebih jauh Misbah menuturkan, jika dahulu ada guru yang membutuhkan tandatangan harus memberi sesuatu. Sejak Misbah menjabat antara kedua belah pihak tidak harus ketemu atau bertatap muka.
Sebaliknya, jelas Misbah, semua berkas cukup dititipkan di ruang PTSP dan diambil kembali di ruang PTSP Kemenag Situbondo. “Sehingga ada pelayanan yang berkelanjutan dengan baik. Komitmen ini saya akui dalam perjalanannya ada rintangan. Namun saya terus berkomitmen harus belajar merubah dari kurang baik menjadi baik,” ungkap Misbah.
Ternyata, ujar Misbah, buah dari gagasan yang ia rintis kini berbuah dengan baik. Semua elemen di lingkungan Kemenag Situbondo sepakat dengan keputusan tersebut. Misbah mencontohkan, saat dirinya berkunjung ke salah satu madrasah dan Kantor KUA, gagasannya langsung diapresiasi. “Sejak saya menjabat dan berkunjung ke KUA atau madrasah tidak perlu repot lagi karena melayani dengan apa adanya. Kalau adanya cuma air putih yang tidak masalah,” pungkas Misbah seraya berharap gagasannya bisa terus dilanjutkan oleh penggantinya kelak.
Kolega Misbahul Munir semasa awal berkarir menjadi ASN yang kini menjabat Kepala KUA Kecamatan Kota Situbondo bernama Kaspon membenarkan jika Kepala Kemenag Kabupaten Situbondo memiliki sikap dan prilaku yang sederhana.
Sejak Kepala Kemenag Situbondo dijabat Misbahul Munir, dirinya tidak pernah mengeluarkan uang untuk hal yang tidak jelas. “Beliau akan menolak kalau dikasih uang yang tidak jelas peruntukan dan asalnya. Beliau mau menerima uang kalau memang itu haknya,” tandasnya. [sawawi]

Tags: