Lebih Tegas Gebuk KKB

foto ilustrasi

Gelombang pengungsian terjadi lagi di kabupaten Intan Jaya (Papua), karena gangguan teror penembakan. Bagai memperoleh amunisi tambahan, gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB) makin sering terjadi di Papua. Sudah banyak korban jiwa kalangan rakyat sipil, sejak awal September lalu. Bahkan banyak prajurit TNI dan anggota Polri, gugur disergap KKB. Korban kalangan prajurit bukan sekadar kalangan personel yang baru bertugas, melainkan juga perwira, hingga Perwira Tinggi!

Banyaknya korban kalangan TNI dan Polri, bisa menambah hasrat kejahatan KKB. Karena merasa “menang perang.” Maka aparat keamanan perlu mempertimbangkan penyergapan lebih “nendang,” dibanding selama ini yang terkesan masih lembek. Bisa jadi disebabkan bimbang karena ekses HAM (Hak Asasi Manusia). Namun sebenarnya seluruh aparat telah dibekali “mandat” berdasar konstitusi, dan berbagai undang-undang.

Juga didukung rakyat, tak terkecuali rakyat Papua. Tergambar dari sukacita rakyat menyambut kedatangan tim BNPT (Badan Nasional Pemberantasan Terosisme) ke Papua. Rakyat berharap kebrutalan KKB segera dihentikan. Antaralain, KKB benar-benar menyerang petugas medis. Menyiksa, memperkosa, membunuh dan melemparkan ke jurang. Keberingasan KKB, bukan kriminal biasa, bukan separatis biasa, juga bukan teroris biasa.

Negara wajib segera hadir melindungi rakyat. KKB benar-benar menyerang petugas medis, di kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Perawat yang terjebak disiksa, diperkosa, dibunuh dan dilemparkan ke jurang. Keberingasan KKB, bukan kriminal biasa, bukan separatis biasa, juga bukan teroris biasa. Melainkan kekejian luar biasa, yang wajib segera ditangani dengan operasi gabungan Kepolisian dan TNI secara militer. Bahkan di kabupaten Puncak KKB menembak mati Perwira tinggi TNI.

Di seluruh dunia, petugas medis tidak boleh diserang. Kekejian luar biasa KKB, wajib segera ditangani dengan operasi gabungan Kepolisian dan TNI secara militer. Karena ke-lembek-an penanganan KKB bisa berdampak menjamurnya KKB baru pada kawasan lain. Terbukti, KKB di kabupaten Pidie, Aceh, mulai unjuk keberanian menembak mati perwira TNI, Komandan Tim Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI wilayah Pidie. Tidak boleh dianggap serangan biasa.

TNI telah mengkonfirmasi KKB di Pidie, bukan bagian dari romantisme separatisme GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Melainkan KKB liar yang baru tumbuh. Patut diduga KKB merupakan kelompok teroris baru. Karena pada hari yang sama terjadi penembakan brutal di pos Polisi di Aceh Barat. Proyektil peluru yang ditemukan berukuran besar (7,62 mm x 39 mm), menandakan senjata yang digenggam berstandar perang.

Ulah KKB sudah tergolong ultra extra ordinary crime. Setara pelanggaran berat HAM. Wajib segera ditumpas. Selama ini Kepolisian telah menggelar operasi keamanan. Tetapi KKB tidak surut, malah semakin berulah. KKB juga tidak dapat mengklaim sebagai gerakan separatis yang harus diperlakukan sesuai prinsip HAM. KKB lebih tepat dikategorikan sebagai terorisme. Karena menyerang guru, tenaga kesehatan, anak-anak, dan masyarakat sipil dibunuh tanpa alasan.

Seluruh tindakan brutal, dan kekejaman yang dilakukan, dapat “ditimbang” dengan UU Nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dengan menggolongkan realita kriminal bersenjata sebagai terorisme, maka negara dapat melakukan operasi pemberantasan lebih effisien. Sekaligus lebih melindungi rakyat. Termasuk mengerahkan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI anti terorisme.

Koopsus, beranggota personel TNI lintas matra. Memiliki 100 “ahli gebug” terlatih, disertai 400 intelijen fungsional yang mahir. Negara mampu memburu teroris sampai ke liang (lembah pegunungan dan belantara hutan) seluruh teritorial Indonesia. Seluruh teritorial NKRI, termasuk Papua, Papua Barat, dan Aceh, adalah Indonesia. Tersambung dalam satu konstitusi perlindungan.

——— 000 ———

Rate this article!
Lebih Tegas Gebuk KKB,5 / 5 ( 1votes )
Tags: