LKSP Jatim Masih Tempatkan Pasangan Prabowo-Hatta Nomor Satu

Ilustrasi-prabowo-JokowiSurabaya, Bhirawa
Head to head antara pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dengan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 9 Juli mendatang, berdampak pada negatif campaign, bahkan tak jarang muncul pula kampanye hitam, yang memiliki pengaruh besar terhadap sikap pemilih.
Ironisnya, lembaga pers ikut terjebak dalam situasi politik, sehingga memunculkan isu yang tidak berimbang dan cenderung berpihak serta mengabaikan nilai-nilai obyektifitas pemberitaan.
Setidaknya inilah analisa yang dikemukakan Lembaga Kajian Study Politik (LKSP) Jawa Timur dalam diskusi tentang “Hasil Kajian Politik Menjelang Pilpres 2014 di Jawa Timur.”
“Selain situasi yang makin memanas itu, fenomena lain juga iku mewarnai pertarungan politik itu. Lembaga survei yang khusus untuk mempengaruhi persepsi publik, dan bisa mengangkat citra Capres tertentu, kian menjamur,” terang Direktur LKSP Jawa Timur, Aldo Maulana Isman, Sabtu petang (5/7).
Berdasarkan situasi politik itu, lanjut dia, LKSP Jawa Timur melakukan kajian politik dan survei independen untuk mengetahui persepsi publik dan elektabilitas kedua kandidat yang akan berebut kursi RI 1 di Pilpres 9 Juli nanti.
“Kami menggunakan metode pengumpulan data dari lembaga-lembaga survei yang ada serta opini media massa mulai awal deklarasi masing-masing Capres hingga sekarang. Selain itu, kajian data berdasarkan Pilgub Jatim 2013,” papar dia.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi langsung sikap pemilik. Yang pertama adalah Debat Capres – Cawapres yang disiarkan secara live, sehingga publik bisa melihat dan menilai secara langsung kedua kandidat.
Kemudian kampanye langsung, partai koalisi dan relawan yang ikut berperan aktif mempengaruhi pemilih. “Kalau soal iklan politik dan sosial media tidak begitu mempengaruhi. Sedangkan masalah black campign itu yang justru memiliki pengaruh besar terhadap sikap pemilih,” sahut Sekertaris LKSP Jawa Timur, Asraf Hadi Saputro.
Khususnya di Jawa Timur, masih kata Asraf, pemilih lebih cenderung ke pasangan nomor urut satu, yaitu Prabowo – Hatta. “Kita melihat dari beberapa hasil survei, Pileg dan Pilgub, yang dimenangkan oleh Soekarwo, dan saat ini merapat ke kubu Prabowo. Ini jelas memiliki pengaruh kuat, merapatnya Soekarwo ke Prabowo ini, sangat berpengaruh pada sikap pemilih di Jatim,” katanya menganalisa.
Dia melanjutkan, dari kajian LKSP Jawa Timur, terlihat jelas elektabilitas Prabowo – Hatta mencapai 52,83 persen, Jokowi – JK (41,92 persen) dan 5,25 persen mengatakan tidak tahu.    “Kami melihat, 70 persen masyarakat dengan tingkat ekonomi ke bawah condong ke Prabowo, ekonomi sedang, 55 persen ke Prabowo, sedangkan untuk ekonomi atas, 80 persen juga ke Prabowo.”
Indikasi masyarakat Jawa Timur condong ke Prabowo – Hatta, dari analisa LKSP adalah, rata-rata, masyarakat menganggap Prabowo tegas dan memiliki kejelasan. “Jadi Prabowo lebih disukai di Jatim ketimbang Jokowi. Pemilih Prabowo, rata-rata masyarakat yang memiliki rasionalitas tinggi, dilihat dari basik pendidikan masyarakat,” tandas dia. [cty]

Tags: