Malang Film Festival Jadi Role Model Perfilman Indonesia

twks(Baju putih)Staf khusus Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Bidang Komunikasi Publik Nasrullah menyerahkan hibah buku perfilman sekaligus secara resmi membuka Malang Film Festival (MAFI Fest 2018) di Theater Dome UMM.

Kota Malang, Bhirawa
Kembali Kelompok Studi Sinematografi Universitas Muhammadiyah Malang (UKM Kine Klub UMM) menghelat festival film yang ditunggu-tunggu oleh sineas muda di seluruh penjuru Indonesia, yakni Malang Film Festival (MAFI Fest 2018).
estival yang digelar untuk keempat belas kalinya ini terus membawa inovasi-inovasi baru di setiap tahunnya.
MAFI Fest yang digawangi oleh Kine Klub UMM merupakan komunitas pelopor perfilman di Malang Raya hingga tingkat nasional. Hal ini terbukti dengan masuknya MAFI Fest menjadi finalis pada ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) kategori Penyelenggara Film Terbaik tingkat lokal dan nasional. Senada dengan hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan apresiasinya pada Kine Klub UMM dan berpesan untuk harus terus konsisten menjadi role model dunia perfilman di Malang bahkan nasional.
“Di Malang, Kine Klub UMM merupakan pelopor perfilman hingga membawa Eagle Awards digelar beberapa kali di sini,” tegas Muhadjir pada kuliah tamu bersama Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf RI) yang lalu.
Tahun ini MAFI Fest 2018 hadir dengan tema “Diorama Virtual”. Tema ini dipilih dengan tujuan mecari ide-ide kreatif dan kritis terhadap situasi sosial di Indonesia saat ini. Terhitung, sebanyak 416 film mendaftar dan 20 diantaranya lolos kurasi untuk kemudian dilombakan.
Menurut salah satu juri MAFI Fest 2018 Nashiru Setiawan penilaian pada film-film yang telah masuk tahap kurasi bukan hanya dari segi sinematografi saja namun juga pada bagaimana cara peserta mengemas pesan sekaligus menyampaikan kritiknya dalam film berdurasi pendek.
“Tahap penilaian tidak hanya berfokus pada sinematografi tapi juga urgensi pesan yang disampaikan pada film itu dan bagaimana pesan itu disampaikan dalam durasi yang singkat,” terang salah satu juri film kategori dokumenter tersebut.
MAFI Fest 2018 ini tidak hanya menyuguhkan kompetisi film namun juga program-program menarik yang mempertemukan film maker dengan penonton, diantaranya Ruang Apresiasi, Program Temu Komunitas, Program Kuratorial, Focus On, Sesi Ngalam, dan Kelas Sinau Dokumenter.
Kegiatan yang akan berlangsung selama empat hari Rabu-Sabtu (04-07/04) di Theater Dome UMM tersebut resmi dibuka oleh Staf Khusus Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Bidang Komunikasi Publik Nasrullah. Peresmian acara ditandai dengan penyerahan hibah buku perfilman sebanyak lima belas eksemplar dari Kemendikbud. Buku-buku tersebut dihibahkan kepada Kine Klub UMM sebagai bentuk apresiasi dan konsistensi Kine Klub UMM dalam menggelar MAFI Fest dan menjadikan gelaran ini sebagai festival film tertua di Malang.
“Kami (Kemendikbud.red) menghibahkan buku-buku perfilman yang diterbitkan oleh Kemendikbud ini sebagai bentuk apresiasi pada gelaran ini yang terus berkomitmen mengedukasi masyarakat tentang perfilman,” jelas Nasrullah.
Selain itu, MAFI Fest juga menjadi ajang dipertemukannya sineas muda pemula dan lanjutan bahkan profesional. Menurut salah satu anggota tim publisher film bergengsi GoodWorkID
Novi Andri Hanabi, keberadaan MAFI Fest memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengedukasi para sineas muda dan pecinta film.
“Keberadaan MAFI Fest ini sangat baik dalam peran mengedukasi calon pembuat film dan penonton untuk mengapresiasi film itu sendiri,” ungkap Novi. [mut]

Tags: