Masifkan Vaksin dan Sulap Food Court Jadi Ruang Isolasi

Gubernur Khofifah berasama Wali Kota Surabya Eri Cahyadi meninjau pelaksanaan swab di kaki Suramadu.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Upaya vaksinasi terus dimasifkan pemerintah untuk menekan penularan Covid-19 di Jatim. Tak terkecuali pada wilayah Madura yang menjadi perhatian serius Forkopimda Jatim. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Bersama Pangdam V/Brawijaya dan Kapolda Jatim meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Sampang, Rabu (16/6).
Pelaksanaan vaksinasi kali ini ditargetkan 1. 400 peserta dapat mengikuti vaksinasi, yang dilaksanakan oleh 20 Tim Vaksinator, terdiri dari dari 13 tim Dinkes, 4 tim TNI dan 3 Tim Polri. Gubernur Khofifah mengatakan, pihaknya ingin memastikan agar proses vaksinasi bisa dijalankan dengan baik.
“Jadi kami tadi malam juga melakukan koordinasi dengan seluruh bupati /wali kota dan tim Kapolres serta Kodim se-Jatim, salah satu yang kita harapkan bisa mewujudkan kekebalan komunitas dengan melakukan vaksinasi,” ujar Gubernur Khofifah.
Daerah-daerah yang proses pelaksanaan vaksinasinya harus didorong, pihaknya mohon seluruh elemen strategis di Kabupaten Sampang, bersama masyarakat Sampang, terus melakukan ikhtiar. “Oleh karena itu, cara untuk bisa melakukan kekebalan berbasis komunitas herd immunity adalah memaksimalkan vaksinasi, dan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat,” papar Khofifah.
Lebih lanjut Gubernur Jatim menerangkan, proses untuk bisa menegakkan protokol kesehatan (Prokes) diikuti dengan vaksin. Hal ini merupakan dua pilar yang harus dibangun keberseiringannya. “Jadi saya menyampaikan terima kasih, saya melihat banyak camat, para kepala desa yang ada di Sampang sudah mengajak warganya dan tokoh-tokoh masyarakat, saya mohon para kiai, para ulama, pengasuh-pengasuh pesantren di Sampang bersama-sama ikut mendukung proses vaksinasi yang dilakukan di kabupaten Sampang,” harapannya Gubernur.
Selain memasifkan vaksinasi di wilayah Madura, Pemprov juga akan segera mengoperasikan area foodcourt di kantor Badan Wilayah Pengembangan Suramadu (BPWS) di sisi Bangkalan, Madura, untuk menjadi tempat isolasi.
Tempat ini disiapkan bagi warga yang terkonfirmasi positif hasil penyekatan Suramadu. “Kalau PCR-nya positif, dilihat kalau OTG maka akan dirujuk di Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura (RSLI). Kalau ada gejala, dirujuk ke enam rumah sakit penyangga,” ujar Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, di BPWS terdapat 8 area foodcourt, namun yang siap difungsikan sebanyak dua foodcourt. Masing masing foodcourt bisa menampung 100 pasien dan akan doperasikan hari ini. Gedung pusat informasi BPWS tersebut, sejak Senin lalu sudah dijadikan pusat karantina dari hasil penyekatan Suramadu yang terkonfirmasi swab antigennya positif. Kemudian nantinya akan dilanjutkan dengan swab PCR.
Dengan opsi ini, diharapkan Khofifah bisa merelaksasi beban RS penyangga di Surabaya seperti RSLI yang menerima pasien OTG. “Jadi bisa melakukan isolasi untuk 200 pasien yang terkonfirmasi swab PCR-nya positif. Ini menjadi fleksibel bagi warga yang dalam proses penyekatan ini terkonfirmasi swab PCRnya positif, maka mereka punya opsi dirawat diisolasi di sini (foodcourt BPWS),” tambahnya.
Sementara, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menambahkan, foodcourt di BPWS adalah tempat tambahan yang akan digunakan untuk tempat isolasi bagi pasien COVID-19 hasil penyekatan wilayah Bangkalan, Madura. “Kekuatan, kalau nanti sudah jadi semua, ada 600 untuk pasien, kemudian ada satu gedung untuk tenaga dokter dan tenaga kesehatan, perawat, dan satu gedung lagi untuk tenaga keamanan dan kantor,” ujarnya.
Suharyanto berharap, foodcourt BPWS dapat segera dioperasikan. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan satu ruko di wilayah Bangkalan, milik salah satu warga untuk dijadikan tempat isolasi.
“Ada milik salah satu milik warga Bangkalan, yang rela untuk meminjamkan untuk dipakai sebagai tempat karantina bagi warga Bangkalan yang kemudian ada terindikasi terinfeksi virus Corona,” imbuhnya. [tam.lis]

Tags: