Masyarakat Semakin Tak Percaya Corona, Pelanggar Prokes Capai 5.145

Sejumlah masyarakat memakai rompi melanggar disiplin protokol kesehatan terlihat menyapu jalan di Jalan Sultan Agung, Kota Pasuruan.

Pasuruan, Bhirawa
Pemkot Pasuruan prihatin dengan sebagian besar masyarakat tak percaya pada virus Covid-19. Itu diketahui sepanjang operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) di wilayah Kota Pasuruan, ternyata masih ditemukan banyak masyarakat yang tak memakai masker.

Bahkan, sejak operasi prokes awal yang dilaksanakan bulan Agustus 2020 hingga akhir Desember 2020, sedikitnya ada 5.145 warga Kota Pasuruan yang tak patuh pada prokes.

Plt Kasat Pol PP Kota Pasuruan, Yanuar Afriansyah menyampaikan alasan tak makai masker selain lupa juga tak percaya adanya virus Covid-19.

“Sebagian masyarakat yang melanggar prokes beralasan karena tak percaya corona,” ujar Yanuar Afriansyah, Selasa (29/12).

Terinci dari total 5.145 warga Kota Pasuruan yang tak patuh pada prokes, awal digelar razia pada Agustus lalu, selama sebulan pihaknya bersama polisi dan TNI merazia di sejumlah titik di Kota Pasuruan, sebanyak 1.884 warga terjaring melanggar prokes.

Sebulan kemudian, September jumlah tersebut menurun menjadi 1.477 orang. Lalu bulan Oktober menurun lagi menjadi 590 orang.

Selanjutnya, selama dua bulan, yakni November dan Desember, jumlah pelanggar prokes yang terjaring razia sebanyak 1.194 orang. Para pelanggar prokes ini diberi sanksi sosial seperti memungut sampah, menyapu jalan dan trotoar.

“Ini yang kami sangat sayangkan. Karena masih ada masyarakat yang terkesan menyepelekan penerapan prokes. Hingga saat ini persebaran Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda yang membaik,” kata Yanuar Afriansyah.

Pihaknya menginginkan masyarakat supaya bisa bersinergi dengan pemerintah. Supaya pandemi Covid-19 bisa teratasi. “Patuhi protokol kesehatan, pandemi ini masalah kita bersama. Tidak bisa hanya pemerintah saja,” jelas Yanuar Afriansyah. [hil]

Tags: