MBR Harus Diprioritaskan Air Minum Menuju Universal Access

Foto: ilustrasi

Jakarta, Bhirawa.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum maksimal perannya sebagai operator penyedia layanan air minum. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) masih belum menjadi prioritas penanganan PDAM. Padahal tujuan utama Otonomi Daerah (Otoda) adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan kesejah teraan masyarakat.
”Dalam pengembangan penyedia an air minum bukan hanya peran PDAM yang belum maksimal. Tetapi juga keterbatasan investasi APBD di sektor air minum dan masih besarnya idle capacity. MBR yang seharusnya jadi prioritas juga belum tertangani sepenuhnya. Melihat kondisi ini, pemerintah lewat KemenPUPR menghadirkan program Hibah Air Minumn yang telah dilaksanakan sejak 2012,” papar Dirjen Cipta Karya KemenPUPR, Srihartoyo, didepan peserta lokakarya Penyiapan Pelaksanaan ProgramHibah Air Minum Perkotaan 2018, di Jakarta, kemarin (24/10). Peserta para Bupati/Walikota, para Legislatif Daerah dan PDAM se Indonesia.
Srihartoyo menyebutkan, dewasa ini hanya 53% saja, PDAM yang sehat sedang hampir separuh dalam kondisi sakit. Sementara pemerintah pusat kini tengah meluncurkan hibah air minum, untuk mendukung Pemda menuju Universal Access. Maka Pemda perlu dan sangat mendesak untuk membenahi dan menyehatkan PDAM-nya. Program hibah air minum perkotaan merupakan pemberian hibah dari pemerintah pusat kepada Pemda. Sebagai penggantian investasi yang dikeluarkan Pemda berupa penyertaan modal Pemda pada PDAM dengan mengacu pada kinerja yang terukur (output based). Program ini diprioritaskan pada kabupaten/kota yang mempunyai komitmen dan perhatian untuk memberikan pelaya nan kepada MBR.
”Sejak tahun 2012 hingga 2017, program hibah air minum telah meningkatkan layanan akses air minum kepada sekitar 927 ribu sambungan rumah baru. Yang berasal dari 212 kabupaten/kota atau setara 4,5 juta jiwa MBR. Pada 2018, pemerintah mengalokasikan kembali dana hibah sebesar Rp650 miliar dengan target 215 ribu sambungan rumah,” papar Srihartoyo.
Dikatakan, program ini telah memberikan dampak positif terhadap pengembangan sistem air minum, diantarany dari sisi jumlah pelanggan PDAM. Dimana terjadi penambahan sebanyak 60% hingga 80% berasal dari kelompok MBR. Terjadinya kenaik an signifikan terhadap penyertaan modal pemerintah kepada PDAM dan peningkatan kapasitas PDAM dari sisi keuangan daerah, teknologi, asset maupun Sumber Daya Manusia (SDM)
”Program hibah air minum ini akan dapat mendukung terwujudnya keter paduan penanganan menuju visi 100-0-100 dalam skala kawasan tertentu di masing-masing Pemda. Melalui sinergi pelaksanaan program hibah air minum perkotaan yang di program Cipta Karya, seperti SANIMAS, KOTAKU dsb,” tandas Srihartoyo. [Ira]

Tags: