Melihat Kreasi Asbak Berbahan Stik Eskrim di Sumobito Jombang

Solikin tengah mengerjakan asbak dari stik es krim, Minggu (22/05). [arif yulianto]

Manfaatkan Bahan Sisa, Pembeli Datang dari Sekitar Jombang Maupun Mojokerto
Jombang, Bhirawa
Bahan kerajinan tangan tidak harus dibeli, namun dengan memanfaatkan bahan bekas. Cara inilah yang dilakukan oleh Solikin (40), warga Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang mempunyai cara kreatif untuk membuat kerajinan tangannya agar laku di pasaran. Ia membuat asbak berbahan stik es krim ditambah hiasan hewan menarik. Tak ayal, produknya pun laris manis diborong pembeli.
Di rumahnya di RT 4 RW 1 Dusun Balongrejo, Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Minggu (22/05), Solikin terlihat tengah duduk di kursi kayu kecil di emperan rumahnya dengan kedua tangan yang terus berkerja.
Tangan kiri Solikin memegang asbak setengah jadi, sementara tangan kanannya memegang lem untuk menyusun satu persatu stik eskrim. Rupanya, ia sedang menyelesaikan asbak stik eskrim buatannya. “Ini sedang ada pesanan dari Mojokerto, jadi harus dikebut produksinya,” kata Solikin.
Solikin mengerjakan seluruh produknya sendiri. Tak ada karyawan yang membantunya. Hanya istrinya, Siti Rohanah (41), sesekali membantunya ketika ia sedang sangat repot.
Saat itu, Solikin tengah merampungkan produk asbak buatannya yang berbahan baku utama stik es krim bekas. Untuk memperindahnya, ia menghiasi dengan ornamen hiasan burung. “Yang pesan memang komunitas pecinta burung ini,” ucapnya.
Proses pembuatan ini, disebutnya telah berlangsung selama tiga hari. Beberapa hari sebelumnya, Solikin menyiapkan sejumlah kayu, selain stik eskrim. “Burungnya ini pakai kayu Randu yang buat ngecor itu, kakinya pakai tusuk sate, kalau rantingnya pakai akar jati, dibeli langsung dari Pare,” kata Solikin menerangkan.
Dua lembar kayu Randu disatukannya agar lebih tebal. Kemudian baru dibentuk menyerupai burung. Untuk mengerjakan proses ini, Solikin menggunakan cutter saja. “Membuat burungnya ini yang paling lama, bisa sampai dua hari untuk lima ini,” imbuhnya.
Setelah jadi, Solikin baru akan merangkai asbak dari stik kayu itu. Satu persatu, kayu disusun berbentuk kotak dengan laci di bawah. Untuk bagian atasnya, berbentuk lingkaran dengan alas bekas kaleng minuman.
Untuk mengerjakan proses ini Solikin menggunakan gunting, cutter, dan lem sebagai perekat. “Memang dua sap. Yang atas asbak, yang bawah ini ada lacinya, tapi pembuatan ini lebih cepat, satu hari jadi,” jelasnya.
Setelah selesai, seluruh hasil karyanya baru akan dirangkai dan dicat sesuai keinginan. Hasil kreasi Solikin ini hingga kini masih ia jual melalui mulut ke mulut dan juga melalui online. Harganya dibanderol Rp 50 Ribu. Pembelinya masih datang dari sekitar Jombang dan Mojokerto. “Karena baru tiga bulan berjalan untuk yang asbak ini,” ucapnya.
Membuat asbak dengan stik es krim sebenarnya bukan bisnis utama Solikin. Ia menyebut, ide membuat asbak dari stik es krim ini datang setelah ia punya banyak stok stik es krim tak terpakai di rumahnya. “Sebenarnya stik ini awalnya untuk produksi miniatur saya, terus sudah selesai buat, banyak lebihan, dan ukurannya tidak utuh,” bebernya.
Solikin pun kemudian mencoba peruntungan dengan mendesain asbak. Ia akhirnya menemukan asbak dengan ukuran 12 x 15 sentimeter cukup bagus dan bisa dibuat dari bahan sisa stik itu. “Asbak ini kan seluruhnya pakai stik potongan Jadi sangat cocok kalau pakai stik lebihan dan yang patah,” lanjut Solikin.
Selain stik eskrim, Solikin juga memanfaatkan kaleng bekas minuman dalam asbak buatannya. Kaleng tersebut dipotongnya lembaran untuk dijadikan bagian alas asbak. “Memang bisa dibilang mayoritas limbah sebenarnya,” lontarnya.
Untuk bahan baru, hanya pada hiasannya saja. Burung dan tangkai tempat bertenggernya, terbuat dari kayu yang harus dibuat Solikin sendiri. [arif yulianto]

Tags: