Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Efisien Pakai Anggaran

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mendampingi Mendagri Tjahjo Kumolo menyerahkan piagam penghargaan kepada Wali Kota Surabaya di Balai Kota, Kamis (12/3). Kota Surabaya menyabet tiga kategori dalam Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) 2014 Bidang Pelayanan Jasa Perkotaan.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mendampingi Mendagri Tjahjo Kumolo menyerahkan piagam penghargaan kepada Wali Kota Surabaya di Balai Kota, Kamis (12/3). Kota Surabaya menyabet tiga kategori dalam Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) 2014 Bidang Pelayanan Jasa Perkotaan.

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, mengingatkan kepada seluruh kepala daerah agar tak hura-hura menggunakan anggaran pemerintah. Menurutnya, anggaran harus benar-benar efektif dan efisien untuk pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tjahjo menjelaskan kunci efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran adalah inovasi. Kalau pemerintah daerah kreatif membuat program yang benar-benar dibutuhkan rakyat atau daerah, penggunaan anggaran akan tepat sasaran.
Dan kunci kreativitas atau inovasi itu ialah kepala daerah harus rajin turun ke bawah melihat kondisi masyarakat. Dia mencontohkan, kepala daerah yang perempuan, pasti memiliki perhatian pada tingkat kematian ibu dan anak saat melahirkan, atau menekan tingkat penderita kanker serviks.
“Kuncinya tadi, melayani dan bersentuhan langsung dengan rakyat,” katanya dalam penganugerahan penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) Bidang Pelayanan Jasa Perkotaan 2014 di Balai Kota Surabaya, Kamis (12/3).
Turut hadir Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan 16 kepala daerah lain pemenang IMP 2014.
Tjahjo  juga mengingatkan bahwa kini pemerintah daerah tak hanya diawasi DPRD maupun aparat penegak hukum. Media massa pun turut mengontrol kinerja, termasuk penggunaan anggaran. Karena itu, penggunaan anggaran harus efefktif dan efisien.
Dia juga mengapresiasi geliat kota/kabupaten tertentu dalam menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar, tak hanya kota-kota besar. Dia mencontohkan, misalnya, di Jawa Timur ada Banyuwangi, Pasuruan, Gresik dan Probolinggo. “Para kepala daerah sekarang sudah saatnya harus mengangkat masyarakat dan menggerakkan masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Tjahyo menyerahkan penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan Bidang Pelayanan Jasa Perkotaan kepada 16 kabupaten/kota. Ditetapkan empat kabupaten dan 12 kota pemenang untuk sembilan bidang/sub bidang.

Sabet Tiga Kategori
Surabaya berjaya dalam penganugerahan Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) 2014 Bidang Pelayanan Jasa Perkotaan. Dari tiga kategori yang diikuti Surabaya, semuanya memunculkan Kota Pahlawan dengan label sangat baik.
Tiga kategori yang dimaksud yakni, bidang pengelolaan tata ruang – sub bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH), pengelolaan sanitasi – sub bidang pengelolaan sampah, dan pengelolaan sanitasi – sub bidang pengelolaan drainase.
Pada perhelatan kali ini, Surabaya tercatat sebagai kota yang paling banyak meraih kategori penghargaan IMP. Hal itu sebagaimana tertuang dalam keputusan Mendagri Nomor 002/4670 Tahun 2014 tentang Penetapan Pemenang Penghargaan IMP.
Dari situ dapat dilihat bahwa Surabaya menjadi yang terbaik di tiga kategori. Status juara umum itulah yang menjadi salah satu dasar kuat penunjukan Surabaya sebagai tuan rumah penyerahan penghargaan IMP.
Pertimbangan lainnya, karena Surabaya dinilai sarat prestasi baik nasional maupun internasional. Sehingga, harapannya selain menerima penghargaan, daerah lain juga bisa melihat pembangunan Surabaya guna dijadikan percontohan di wilayahnya masing-masing.
”Ini kali pertama pelaksanaan penyerahan penghargaan IMP diselenggarakan di luar Jakarta. Dan ke depan, memang event-event seperti ini kami arahkan lebih banyak di daerah-daerah. Bukan di ibukota,” kata Tjahjo.
Pada kesempatan tersebut, Tjahjo ingin merangsang seluruh daerah untuk berinovasi. Menurut dia, inovasi tidak selalu harus megah dan besar. Cukup memulainya dengan sesuatu dengan skala kecil nan sederhana, namun berdampak bagi masyarakat. ”Inovasi sekecil apa pun pasti akan memberikan kontribusi,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika dikonfirmasi terkait keberhasilan Surabaya meraih IMP 2014, mengatakan bahwa selama ini pihaknya memang mengandalkan inovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kota. Tanpa inovasi, Risma -sapaan Tri Rismaharini- tidak yakin progres Surabaya bisa secepat seperti sekarang.
Terobosan Surabaya yang paling terasa adalah di bidang lingkungan dan pengelolaan sampah. Dikatakan Risma, sampah yang terkirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kini tinggal 10 sampai 20 persen saja. Hal ini dikarenakan, sebagian besar sampah sudah diolah dan dilakukan pemilahan.
Peran rumah-rumah kompos yang tersebar di seluruh penjuru kota memegang peranan penting akan turunnya volume sampah yang masuk ke TPA. Kompos hasil pengolahan sampah lantas digunakan untuk merawat tanaman di taman kota maupun jalur hijau. Dengan demikian, selain penurunan volume sampah, ternyata keuntungan riil bisa dinikmati oleh masyarakat.
Pemkot juga secara konsisten memperhatikan kebutuhan warga akan RTH. Tahun ini, kata Risma, pemkot membebaskan 12 hektare lahan yang bakal difungsikan sebagai RTH. Kebanyakan RTH disulap menjadi taman serta tempat olahraga terbuka. “Itu merupakan usulan dari warga. Biasanya lokasinya berdekatan dengan rusun maupun sekolah-sekolah,” paparnya.
Soal drainase, Risma menjelaskan, karakteristik saluran drainase Surabaya awalnya digunakan untuk irigasi. Sehingga, posisi saluran lebih tinggi karena posisinya untuk mengairi lahan. Menyikapi hal itu, pemkot telah melakukan sejumlah perombakan sehingga kini kondisi saluran lebih cocok untuk drainase. Untuk lebih menunjang sistem drainase tersebut, puluhan rumah pompa dioperasikan guna menjaga ketinggian air.
Pentingnya inovasi demi menyelesaikan masalah perkotaan juga diutarakan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo. Apalagi dengan tingkat urbanisasi yang tinggi, maka inovasi manajemen perkotaan menjadi sangat serius untuk diterapkan.
“Pertumbuhan penduduk rata-rata di Jatim 0,65 persen. Itu artinya, pemerintah kabupaten dan kota juga perlu menerapkan inovasi manajemen perkotaan agar pertumbuhan penduduk tersebut tidak menjadi masalah pelik di tengah kita,” ujar pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo ini. [dre]

Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan Bidang Pelayanan Jasa Perkotaan 2014
1.  Bidang Penataan Pasar tradisional
Diraih Berau (Kalimantan Timur), Surakarta (Jawa Tengah), dan Pekalongan (Jawa Tengah)
2.  Bidang Penataan Kawasan Kumuh
Diraih Jogjakarta, Pekalongan (Jawa Tengah), dan Surakarta (Jawa Tengah)
3.  Bidang Penataan Pedagang Kaki Lima
Diraih Maros (Sulawesi Selatan) dan Magelang (Jawa Tengah)
4.  Bidang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Diraih Surabaya (Jawa Timur), Tarakan (Kalimantan Utara), dan Banda Aceh (Nangroe Aceh Darussalam)
5.  Bidang Pemanfaatan Ruang   
Diraih Surakarta (Jawa Tengah), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Probolinggo (Jawa Timur)
6.  Bidang Pengelolaan Sanitasi (Sampah)
Diraih Surabaya (Jawa Timur), Magelang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur)
7.  Bidang Pengelolaan Air Limbah
Diraih Banda Aceh (Nangroe Aceh Darussalam), Bontang (Kalimantan Timur), dan Probolinggo (Jawa Timur)
8.  Bidang Pengelolaan Drainase
Diraih Surabaya (Jawa Timur), Palopo (Sulawesi Selatan), dan Probolinggo (Jawa Timur)
9.  Bidang Pengelolaan Air Bersih
Diraih Kabupaten Balangan (Kalimantan Selatan), Banyuwangi (Jawa Timur), dan Padang (Sumatera Barat)
Sumber : Kemendagri

Tags: