Mengikuti Program Cross Culture Mahasiswa Oklahoma University di Unitomo Surabaya

Belajar Racik Dawet Ayu Sekaligus Bagikan Takjil di Jalanan
Kota Surabaya, Bhirawa
Ramadan di Indonesia punya segudang cerita menyenangkan. Salah satunya tentang kebiasaan menyiapkan aneka makanan dan minuman untuk keperluan takjil. Selain itu, berbagi takjil di jalanan juga semakin populer kini. Inilah yang menarik bagi mahasiswa Oklahoma University saat bertandang ke Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Selasa (30/5).
Seth Aston, Jimmy Glock dan Rebekah Laughbaum tampak masih asing dengan es blewah yang menjadi salah satu minuman paling dicari untuk berbuka puasa. Apalagi saat ketiganya diminta menyerut blewah yang masih utuh. Tapi dengan segenap rasa bingung dan bantuan mahasiswa Unitomo, es blewah dari tangan mahasiswa Amerika pun jadi.
Cerita yang sama juga dialami Emily Frantz, mahasiswa yang juga satu rombongan dengan Seth, Jimmy serta Rebekah itu diajak membuat dawet ayu. Minuman tradisional yang terdiri dari bulir-bulir dawet, santan dan gula merah cair. “Es dawet ayu ini menyenangkan sekali. Rasanya enak karena kenyal sekali. Di Amerika tidak ada makanan sekenyal ini,” tuturnya ditemui usai mengikuti program Cross Culture Understanding bertajuk ‘Tolerance ini Ramadan’di Unitomo Surabaya.
Emily mengungkapkan, dirinya begitu antusias dalam mengikuti program ini. Terlebih saat diajak untuk ikut menyiapkan dan membagikan takjil. Baginya ini merupakan hal baru karena di negara asalnya sangat jarang orang berpuasa.
“Di Indonesia mayoritas beragama Islam. Jadi walau pun tidak berpuasa kami tetap harus menghormati orang yang berpuasa di sini. Saya juga sangat senang bisa membagikan takjil dan belajar budaya di Indonesia,” kata Emily.
Emily menambahkan dengan membagikan takjil kepada pengendara, dia dan ketiga temannya ingin menghapus stigma yang mengatakan Amerika Serikat anti Islam seperti yang diberitakan media. Terutama saat Presiden Donald Trump terpilih. Bahkan saat diajak mengenakan busana muslim, Emily dan teman-temannya merasa sangat nyaman. “Ini namanya gamis, saya nyaman sekali memakainya. Katanya jadi terlihat lebih cantik,” kata dia.
Ketua Panitia Cross Culture Understanding dari Unitomo Ibnu Abdul Ghofar mengatakan acara ini diharapkan dapat menciptakan toleransi beragama baik di Indonesia maupun dunia. Di sisi lain, sebagai mahasiswa dia dan teman-temannya ingin saling berbagi pengetahuan tentang budaya. Khususnya mengenai budaya masyarakat di Indonesia dalam menyambut Ramadan.
“Pembagian takjil ini karena bertepatan dengan datangnya bulan Ramadan. Selain itu, pembagian takjil gratis merupakan suatu tradisi yang mungkin hanya ditemui di Indonesia,” ujar Ibnu.
Tahun depan, pihaknya berharap dapat kembali menggelar program serupa dengan konsep yang berbeda. Harapannya, wawasan tentang budaya akan semakin kaya dimiliki mahasiswa Unitomo. [Adit Hananta Utama]

Tags: