Meriahnya Petik Laut Nelayan Ketapang dan Bhinor, Probolinggo

Nelayan pesisir Ketapang gelar petik laut dalam rangka Festival Nelayan 2019. [wiwit agus pribadi]

Ungkapan Rasa Syukur Mengukir Tradisi, Momentum Menjaga Kelestarian Laut
Kota Probolinggo, Bhirawa
Sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil laut, para nelayan dan masyarakat pesisir Ketapang menggelar petik laut dalam rangka Festival Nelayan 2019, yang diselenggarakan di PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Hal yang sama dilakukan nelayan Desa Bhinor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, dihari yang sama.
Kegiatan festival ini merupakan inisiatif murni dari nelayan Ketapang sebagai wujud syukur, atas hasil laut yang merupakan salah satu mata pencaharian pokok masyarakat Ketapang.”Sekaligus doa agar para nelayan yang melakukan aktivitas di tengah lautan diberikan keselamatan dan dijauhkan dari musibah,” ujar Ngatimin, Ketua Kelompok Nelayan Mina Jaya, Senin (16/9).
Nampak hadir Penjabat (Pj) Sekda Achmad Sudiyanto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Gunawan Saleh Imawan, serta Rektor Universitas Panca Marga Abdul Haris. Pj Sekda menyampaikan, petik laut juga bisa digambarkan sebagai simbol kecintaan masyarakat nelayan akan alam yang telah mereka manfaatkan hasilnya sekaligus untuk mengukir tradisi yang ada di masyarakat nelayan pantai utara Probolinggo..
“Untuk itu, petik laut merupakan momentum untuk mengingatkan kita semua, khususnya masyarakat nelayan untuk terus menjaga kelestarian alam laut kita. Dengan demikian, kita bisa diingatkan bahwa hasil laut yang melimpah bisa terjadi jika kita tidak mengekploitasi laut secara salah dan berlebihan. Kita tidak menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan, yang pada akhirnya akan merusak karang-karang tempat tinggal ikan. Kalau rumahnya sudah kita rusak dengan bom-bom ikan, tentu tidak akan ada lagi ikan yang hadir di laut kita ini,” terangnya.
Petik laut merupakan tradisi warisan leluhur yang akan terus dilestarikan. Untuk itu, ia berharap masyarakat nelayan untuk terus menjaga warisan budaya ini dengan baik dan benar, dengan kemasan semakin tahun semakin baik. “Bukan tidak mungkin petik laut di Kota Probolinggo ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan bagi Kota Probolinggo. Yang mampu mengundang wisatawan lokal dan asing untuk datang ke Kota Probolinggo,” tandasnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim Gunawan menyampaikan, bahwa masyarakat nelayan harus bisa bertanggungjawab atas kelestarian tradisi ini, sehingga bisa berkesinambungan dan diregenerasi oleh para penerus. Gunawan, juga mengingatkan para nelayan untuk bisa mengikuti asuransi nelayan.
Ia berharap para nelayan bisa mengikuti asuransi mandiri yang mana preminya hanya Rp 17.000 per bulan. Dengan klaim bagi yang meninggal akibat sedang melalukan kegiatan menangkap ikan di usia 35 tahun sebesar Rp 200 juta. “Premi ini merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” jelas Gunawan.
Selain itu, nelayan juga akan diberikan akses permodalan seperti program KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk UMKM. Diharapkan dengan program ini nantinya ada penumbuhan koperasi nelayan bisa berkembang guna mendukung perekonomian nelayan. “Kami juga punya program kampung nelayan yang bersih, sehat, dan produktif. Dimana kami akan bantu semua fasilitas dan sarana prasarana untuk mendukung program ini,” tambahnya.
Gunawan juga menyampaikan program dari Kemenko Kemaritiman yakni sejuta nelayan berdaulat. Saat ini pihaknya sedang masa uji coba dengan menggunakan fish on untuk mengetahui dimana ikan berada. Setiap nelayan akan diberikan smart phone yang didalamnya ada aplikasi gratis, jadi nelayan lebih mudah untuk langsung menangkap ikan sesuai yang ditunjukkan oleh aplikasi tersebut.
“Untuk sementara daerah Jawa Timur masih ada tiga tempat untuk uji coba ini yakni, Lamongan, Pacitan dan Pamekasan. Namun, dalam satu dua bulan ini semua wilayah di Jawa Timur juga akan menggunakan fish on ini,” lanjutnya.
Demikian pula di perairan Bhinor Lestari, senyum pun bertebaran bersama bergeliatnya sektor wisata di ujung timur wilayah Kabupaten Probolinggo ini. Hasil laut masyarakat nelayan yang kian hari dirasa semakin melimpah pun mampu menunjang perekonomian keluarga. ntuk mensyukuri semua nikmat tersebut, Pemerintah Desa Bhinor Kecamatan Paiton bersama masyarakat setempat menggelar tradisi leluhur “Petik Laut” di sepanjang pesisir Dusun Pesisir Desa Bhinor (Pantai Dewi Harmony).
Acara petik laut yang identik dengan ritual selamatan desa ini rutin diadakan setiap tahun, tepatnya pada tanggal 14 bulan Muharram. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Bhinor kepada Allah SWT atas segala kelimpahan rejeki dan rasa aman, ungkap Hostifawati kepala desa Bhinor.
“Tradisi petik laut leluhur kami adalah dengan melarung sesaji berupa hasil laut, hasil bumi, hasil ternak dan kepala sapi ke tengah samudra tepatnya di kawasan karang Kranji yang sering disebut bank ikan itu. Karang yang merupakan warisan leluhur ini akan terus kami jaga kelestariannya secara turun-temurun,” tambahnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: