Minim Pengetahuan Pancasila, Fandi Utomo Sosialisasikan Empat Pilar

Fandi Utomo Sosialisasikan Empat PilarSurabaya, Bhirawa
Minimnya pengetahuan para pemuda terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber pada pancasila, Anggota Komisi II DPR RI, Fandi Utomo dengan  berbagai elemen menggelar diskusi terkait Pancasila. Kegiatan ini diikuti. Pemuda dari berbagai element mulai dari  Pemuda Demokrat Jatim, IPNU Surabaya, GMNI Surabaya, HMI Unesa, BEM Untag, BEM Univ. PGRI Adibuana terlibat dalam diskusi tentang Pancasila.
Dalam diskusi yang bertajuk ‘Sosilasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara’ ini,  Fandi Utomo menjadi pembicara. Dalam pemaparannya, Fandi mengajak para pemuda untuk menggali Pancasila yang akhir-akhir ini banyak yang melupakan.
“Pancasila adalah ideologi jalan tengah. Munculanya Ideologi ini karena pada waktu itu Indonesia menghadapi dua kutub besar ideologi. Nah, Pancasila ini tidak ke Ideologi Sosialis atau kapitalis,” kata Fandi mengawali diskusi dengan sejumlah Pemuda, Minggu (19/6).
Pancasila, kata Fandi, adalah sebuah wadah besar ideologi bagi bangsa Indonesia. Sehingga, wadah tersebut harus kuat. Jika sudah kuat maka di dalam wadah itu ditumbuhi ideologi lainyya tidak ada masalah.  “Kalau Ideologi Pancasila ini kuat, maka biarpun di dalamkany ditumbuhi ideologi lainnya tidak ada masalah. Karena memang sudah kuat,” jelas Fandi.
Dalam paparannya, Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam hal ini yang pertama kali harus mengamalkan Pancasila adalah Negara. Negara dalam hal ini adalah penyelenggara negara. Sedang menginterpretasikan Pancasila adalah rakyat.  “Dasar-dasar ini yang harus dipahami sehingga Pancasila dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Sementara itu, Hendrik dari Pemuda Demokrat mengaku acara diskusi tentang Pancasila ini memang harus sering diselenggarakan. Hal ini mengingat, banyak kaum muda yang belajar Pancasila melalui sosial media dan browsing. “”Nah dengan diskusi seperti ini pengetahuan akan bertambah. kalau dengan browsing sih masih bagus namun perlu dilakukan diskusi agar tidak salah arah dalam memahami Pancasila,” pungkasnya. [cty]

Tags: