Minta Ada Edukasi Peternak Hadapi PMK

Subianto

Subianto
Jawa Timur masih menghadami wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Kondisi ini mengundang sejumlah kalangan memberikan perhatian kepada peternak. Salah satunya anggota Komisi B DPRD Jatim, Subianto.
Secara khusus dia meminta Pemerintah provinsi Jatim untuk melibatkan semua element pemerintahan di bawah, guna melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat peternak di Jatim.
“Kondisi PMK banyak dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan dibalik keresahan para peternak. Mereka banyak yang mendatangi peternak dengan menawar sapi peternak dengan harga rendah,” ujarnya.
Subianto mengatakan, dari laporan dibeberapa wilayah, saat ini banyak peternak yang ketakutan terkait PMK ini. Sehingga mereka banyak yang memotong maupun menjual sapinya. Padahal belum tentu sapi yang mereka miliki terkena PMK.
“Banyak peternak kita yang kurang mendapatkan informasi yang benar terkait PMK. Ketika sapinya sakit mereka sudah bingung dan akhirnya menjual atau memotong sapinya. Pikiran mereka daripada rugi banyak mending ada uang masuk ketimbang sapi tidak terjual dan mati nantinya. Apalagi saat ini menjelang idul adha, ini sangat rawan dimanfaatkan oleh mereka yang memanfaatkan kondisi ini untuk membeli sapi murah ke peternak,” jelasnya.
Menurut politisi asal Kediri ini, pendampingan kepada pada peternak yang ada harus segera dilakukan. Pemprop Jatim dalam hal ini Dinas Peternakan, harus intens bersama Dinas Peternakan Kabupaten dan petugas lapangan termasuk Camat, Lurah sampai pengurus kampung, ikut memberikan edukasi untuk melindungi peternak.
“Masyarakat peternak harus didampingi. Mereka harus diberi edukasi yang benar terkait PMK. Agar mereka paham dan mereka tidak takut dengan kondisi sapinya. Sehingga mereka tidak gampang ditakuti untuk menjual ternaknya dengan harga murah,” ungkapnya.
Bahkan kalau diperlukan karena adanya keterbatasan personil kesehatan hewan, lanjut politisi asli Kediri ini, bisa menggandeng relawan yang berasal dari mahasiswa fakultas kedokteran hewan yang ada di Jatim, guna ikut melakukan pendampingan di masyarakat peternak.
“Insya Allah dengan kita bersama sama termasuk melibatkan tenaga relawan kesehatan hewan. Maka peternak-peternak kita masih bisa dilindungi. Dan mereka tidak tertipu menjual sapinya dengar harga murah padahal sapinya tidak terkena PMK,” pungkasnya. [geh]

Rate this article!
Tags: