Monev Raih Emas Pra PON Softball Jatim

Ditengah konflik organisasi Pengprov Perbasasi, namum Tim Softball Putra Jatim berhasil merebut emas Pra PON yang digelar di Jakarta. [wawan triyanto/bhirawa]

Ditengah konflik organisasi Pengprov Perbasasi, namum Tim Softball Putra Jatim berhasil merebut emas Pra PON yang digelar di Jakarta. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Ditengah kisruhnya Pengprov Perserikatan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (Perbasasi) Jatim, namun tim softball putra Jatim berhasil meraih medali emas di ajang Pra Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON). Lebih merana lagi ada anggota monitoring dan evaluasi (Monev) dari KONI Jatim yang melihat perjuangan para atlet.
Pelatih Softball Putra Jatim, Djuhari mengakui sangat berat membawa tim dengan adanya konflik internal di pengprov. Selain berdampak pada mental atlet juga berimbas pada pendanaan selama masa persiapan hingga pertandingan di Pra PON yang berakhir 20 September lalu. “Selama ini saya hanya minta kepada atlet untuk fokus untuk Pra PON dan tidak memikirkan masalah lain,” katanya, Minggu (27/9).
Ia mengaku selama persiapan atau latihan tak ada anggaran yang dikucurkan dari Pengprov Perbasasi, bahkan saat mengikuti pertandingan dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan atlet selama berada di Jakarta juga tidak ada. “Semua peralatan dari atlet, tapi untungnya ada donatur yang peduli pada softball Jatim dan mau memberikan dana selama masa persiapan hingga bertanding di Jakarta ,” kata Djuhari yang enggan menyebut siapa donatur itu.
Saat disinggung mengenai tim Monev dari KONI Jatim, ia juga mengaku tidak tahu. Karena selama latihan tak satupun pengurus dari KONI Jatim yang memantau. “Saya tidak tahu siapa monev softball, bahkan saat pertandingan tak ada anggota monev yang hadir,” katanya.
Djuhari berharap konflik yang ada di tubuh Perbasasi Jatim harus segera di selesaikan, karena tim softball berambisi untuk bisa meneruskan prestasi dengan meraih emas di PON Jabar 2016. “Organisasi Perbasasi memang karut marut, tapi saya minta pengurus harus memperhatikan atletnya dan saya berharap konflik ini bisa selesai sebelum PON, biar tidak mempengaruhi persiapan tim,” katanya.
Konflik yang ada di tubuh Perbasasi Jatim muncul ketika ada desakan dari Pengcab Jombang, Kota Malang dan Surabaya melayangkan mosi tidak percaya kepada kepengurusan di bawah pimpinan Syamsu Rizal.
Kemudian sekitar Bulan Juli digelar Musprovlub dan memutuskan Gunawan Adi Putranto sebagai Ketum Perbasasi. “Musprov itu dihadiri oleh pengurus KONI Gatut Suseno dan tiga pengcab yakni Jombang, Malang dan Surabaya,” kata Ketua Umum Perbasasi Surabaya, Khoirul.
Tapi anehnya ditengah jalan Gunawan Adi Putranto malah mengajukan surat pengunduran diri ke KONI Jatim. Kondisi ini tentu membuat masalah semakin rumit dan KONI Jatim kabarnya hingga saat ini tetap mengakui Syamsu Rizal sebagai ketua umum. “KONI tidak menolak hasil Musprovlub, tapi meminta agar ada harmonisasi dengan pengurus. Selain itu berharap masalah ini diselesaikan usai Pra PON. Inilah yang membuat Pak Gunawan mengundurkan diri,” jelas Khoirul. [wwn]

Tags: