Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko saat di Surabaya, Jumat (25/3/2022). [Gegeh Bagus Setiadi]
Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko dengan tegas menolak adanya usulan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat penundaan Pemilu 2024.
Selain menyalahi konstitusi dan etika demokrasi, Budiman menilai wacana itu dianggap secara tidak langsung menilai Jokowi gagal sebagai pemimpin.
Sebab menurutnya, tugas terberat sebagai seorang pemimpin adalah menelurkan pemimpin-pemimpin baru.
“Kalau orang menganggap bahwa belum ada yang bisa mengganti Pak Jokowi berarti sama saja mengatakan Pak Jokowi gagal dong. Gagal melahirkan pemimpin baru,” kata Budiman saat ditemui Bhirawa di Surabaya, Jumat (25/3).
Pria berlatar belakang aktivis itu menyebut, padahal selama memimpin, Jokowi sudah banyak menginspirasi banyak orang. Ia menyatakan sebagai orang nomor satu di negeri ini, Jokowi sudah cukup berhasil menjadi inspirasi sebagai seorang pemimpin.
Berbagai alasan apapun, Budiman tidak setuju wacana penundaan Pemilu yang berimplikasi pada perpanjangan masa jabatan presiden.
“Justru orang-orang yang mendorong beliau nambah, secara tidak langsung menganggap beliau gagal melahirkan pemimpin baru,” ucapnya.
Budiman tak memungkiri jika tingkat kepuasan masyarakat pada pemerintahan Presiden Jokowi terbilang tinggi. Berbagai data menunjukkan hal tersebut. “Namun, mengusulkan Jokowi menambah masa jabatan Presiden dinilai bukan hal yang bijak,” imbuhnya.
Ketimbang mengusulkan wacana penundaan Pemilu maupun perpanjangan masa jabatan Presiden, Budiman lebih setuju jika Jokowi nantinya diangkat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) oleh Presiden mendatang hasil Pilpres 2024.
“Visinya Pak Jokowi memang tidak cukup 10 tahun. Visinya boleh panjang. Fisiknya tidak harus disitu. Setelah 2024 visinya Pak Jokowi lebih dibutuhkan. Fisiknya sebagai Wantimpres,” pungkasnya. [geh.hel]
