Nekat Mudik Ke Probolinggo Dikarantina 14 Hari untuk Jaga Zero Positif Covid-19

Bupati Tantri lakukan Check Point yang masuk Probolinggo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Untuk mengantisipasi dan mencegah menyebarnya wabah Corona Virus Disease (Covid -19) di Kabupaten Probolinggo, beberapa titik pintu masuk di Kabupaten Probolinggo terdapat lokasi ceck point atau titik pemeriksaan kesehatan bagi penumpang yang menuju ke Kabupaten maupun ke Kota Probolinggo. Ini merupakan sebuah upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo untuk mengantisipasi Codiv-19 di Kabupaten Probolinggo. Demi menjaga kabupaten Probolinggo zero positif corona, maka jika tetap nekat mudik ke Probolinggo, akan dikarantina 14 hari.
Dalam kesempatan ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo dan lintas sektor menyediakan ceck point atau titik pemeriksaan kesehatan bagi para penumpang yang berkunjung ke Kabupaten Probolinggo. Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE melakukan peninjauan pelaksanaan ceck point di lokasi pintu masuk menuju Kabupaten Probolinggo, Minggu 5/4/2020 di Rest Area Tongas.
Turut mendampingi dalam kesempatan tersebut Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf. Imam Wibowo, Kepala Dishub Heri Sulistyanto, Kepala Bakesbangpol Ugas Irwanto, Kepala Dinas Kesehatan dr. Anang Budi Yoelijanto, Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Yulius Christian dan segenap jajaran Polri dari Polresta Probolinggo.
Ceck point berupa pemeriksaan penumpang yang melintasi dan menuju Kabupaten Probolinggo dilakukan dengan alur sesuai SOP tentang kewaspadaan Codiv -19 diawali dengan pengecekan identitas penumpang oleh petugas dan dilanjutkan dengan pemeriksaan suhu tubuh seluruh penumpang dengan thermo gun dan pemeriksaan dengan thermal scanner massal.
Selain itu, dilakukan pemantauan bagi yang mengalami tanda/gejala yang disertai dengan batuk, pilek dan sesak. Apabila pelaku perjalanan ditemukan demam, batuk, pilek dan sesak segera menggunakan masker dan memasuki ruangan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan, wawancara dan pemeriksaan kesehatan oleh dokter untuk menetapkan kriteria kasus Codiv -19. Jika tidak ada tanda-tanda tersebut, dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanannya.
Di hari yang sama, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE didampingi Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf. Imam Wibowo dan semua rombongan juga melakukan peninjauan ke lokasi pos pemeriksaan keluar masuknya warga kawasan Perumahan Umum Tongas Wetan yang dilengkapi dengan Standar SOP Pemeriksaan Codiv -19 ceck point.
Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE menyampaikan kepada seluruh masyarakat yang melintasi Kabupaten Probolinggo bahwa pemeriksaan ini dilakukan untuk mempertahankan Kabupaten Probolinggo yang masih bebas Codiv -19 hingga 2 April 2020. “Kondisi ini memaksa saya selaku Bupati Probolinggo untuk membuat strategi dengan cara mempertahankannya agar supaya meminimalisir segala resiko dan kemungkinan virus Codiv -19 agar tidak menyebar ke Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Menurut Bupati Tantri, demi mempertahankan status zero positif Codiv -19 ini pihaknya memerintahkan Dishub Kabupaten Probolinggo bersama OPD terkait bersinergi dengan TNI-Polri yang tujuannya untuk mengedukasi orang-orang seluruhnya yang keluar masuk di Kabupaten Probolinggo serta menganjurkan mereka yang kepentingan tidak terlalu mendesak, lebih baik untuk kembali ke rumahnya.
“Ceck point ini dilakukan untuk meminimalisir gelombang kedatangan orang-orang dari daerah lain yang menuju ke Kabupaten Probolinggo. Ini merupakan sebuah upaya preventif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dilakukan pengawalan oleh satgas kecamatan dan desa untuk melakukan karantina mandiri,” jelasnya.
Para penumpang yang suhu tubuhnya diatas 37,5 derajat, tenaga kesehatan dari rumah sakit dan puskesmas melakukan pemeriksaan secara teliti. Dengan keluhan pusing, panas dan sebagainya akan diberikan obat secara gratis bagi penumpang manapun atau yang bukan dari Kabupaten Probolinggo. Yang terpenting adalah memahami dan mematuhi protokol kesehatan.
“Bahkan kami sudah menerapkan physical distancing dan mengadministrasi lalu lalang orang-orang yang masuk dari luar daerah Kabupaten Probolinggo maupun yang baru bepergian dari daerah-daerah epicentrum untuk datanya dihubungkan atau dilinkkan dengan Dinas Kesehatan yang secara otomatis berstatus menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP),” pungkasnya.
Pemkab Probolinggo , akan melakukan karantina untuk pemudik di tempat yang telah ditentukan. Selama 14 hari karantina, biaya makan pemudik ini ditanggung pemkab. Kebijakan itu disampaikan Jubir Covid 19 Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto dalam keterangan tertulis, Sabtu 4/4/2020 petang.
“Kebijakan pemerintah daerah mengkarantina semua pendatang yang datang di Kabupaten Probolinggo selama 14 hari,” kata pria yang juga kepala Dinas Kesehatan kabupaten setempat ini. Semua masyarakat pendatang yang diumumkan di titik-titik pemeriksaan (check point) Covid-19, akan diarahkan dan ditampung di hotel-hotel yang dipilih di Kecamatan Tongas, Exit Tol Sumberasih, Kecamatan Leces dan Kecamatan Paiton.
Hotel yang diminta adalah Hotel Bromo Indah (Tongas), Hotel Dimas (exit tol), Hotel Andira (Leces / Tegalsiwalan), dan Hotel Cerah (Paiton). Ke depan, karantina akan dilakukan per kecamatan. Tergantung domisilinya. Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 kecamatan, dan 325 desa serta 5 kelurahan.
Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo, Yulius Christian mengatakan, kebijakan itu diambil dalam rapat yang dipimpin Bupati Tantriana Sari, Sabtu 4/4/2020 petang. Rapat digelar untuk menindaklanjuti PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar. “Dalam rangka perbaikan dan percepatan pelaksanaan Covid-19,” katanya.
Selama di tempat singgah / karantina 14 hari, akan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan sosialisasi Covid-19 terhadap pemudik / pendatang, sesuai protokol kesehatan. Sosialisasi dilakukan Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo.
Yulius menyebutkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemkot Probolinggo, untuk penerapan Checkpoint Covid-19 di Terminal Bayuangga, Stasiun dan Pelabuhan Probolinggo. Selain itu, Checkpoint Covid-19 juga diterapkan hingga ke desa-desa dan kecamatan. “Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, Checkpoint ini untuk memfasilitasi semua orang tetap sehat. Ini pilihan sulit tapi ini untuk kesehatan kita bersama,” tambah Yulius.(Wap)

Tags: