NTN Jatim Alami Sedikit Penurunan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan April 2015 mengalami penurunan sebesar 0,87 persen, yaitu dari 105,33 pada bulan Maret 2015 menjadi 104,41 pada bulan April 2015.  Penurunan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang dibayar nelayan mengalami kenaikan sebesar 1,57 persen sementara indeks harga yang diterima nelayan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen.
Kepala BPS Jatim, Sairi Hasbullah mengatakan, NTN > 100, berarti nelayan mengalami surplus. Kenaikan harga barang produksi relatif lebih besar dari kenaikan harga barang konsumsi dan biaya produksi.
Pendapatan nelayan naik lebih besar dibandingkan dengan pengeluarannya. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan nelayan lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan nelayan pada periode tahun dasar. “Meski surplus namun masih terjadi penurunan,” katanya, Senin (25/5).
Untuk perkembangan NTN bulan April 2015 terhadap bulan Desember 2014 (tahun kalender April 2015) mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen. Sedangkan perkembangan NTN bulan April 2015 terhadap bulan April 2014 (year-on-year April 2015) mengalami penurunan sebesar 1,21 persen.
Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami kenaikan sebesar 9,04 persen sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan mengalami kenaikan sebesar 10,37 persen.
Indeks harga yang diterima nelayan pada bulan April 2015 dibanding bulan Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen dari 127,13 menjadi 128,00.
Perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan April 2015 terhadap Desember 2014 (tahun kalender April 2015, red) mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen. Sedangkan perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan April 2015 terhadap bulan April 2014 (year-on-year April 2015) mengalami kenaikan sebesar 9,04 persen.
Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan kuniran, ikan swanggi, ikan tembang, ikan kakap, ikan kapasan, ikan bawal, ikan kerapu, ikan ekor kuning, ikan baronang, dan ikan pari.
Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan tongkol, cumi-cumi, ikan cakalang, rajungan, ikan kembung, ikan teri, ikan manyung, kepiting laut, udang, dan ikan lemuru.
Indeks harga yang dibayar nelayan pada bulan April 2015 dibanding bulan Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,57 persen dari 120,69 menjadi 122,59. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 2,87 persen serta kenaikan indeks harga konsumsi rumah tangga sebesar 0,49 persen.
Perkembangan indeks harga yang dibayar nelayan bulan April 2015 terhadap Desember 2014 (tahun kalender April 2015) mengalami penurunan sebesar 1,46 persen. Sedangkan perkembangan indeks harga yang dibayar nelayan bulan April 2015 terhadap April 2014 (year-on-year April 2015) mengalami kenaikan sebesar 10,37 persen.
Indeks harga konsumsi rumah tangga bulan April 2015 dibanding bulan Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen dari 124,40 menjadi 125,01. Kenaikan ini disebabkan karena terjadi kenaikan indeks harga pada enam kelompok komoditas sementara satu kelompok komoditas yang lain mengalami penurunan.
Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi yang mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,89 persen, kelompok kesehatan 0,82 persen, kelompok sandang 0,80 persen, kelompok perumahan 0,62 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,32 persen.
Sementara kelompok komoditas yang mengalami penurun adalah kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Indeks harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) bulan April 2015 dibanding bulan Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 2,87 persen dari 116,53 menjadi 119,88.
Kenaikan ini disebabkan karena terjadi kenaikan pada seluruh kelompok komoditas. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transportasi sebesar 6,10 persen diikuti kelompok upah buruh 0,55 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain 0,24 persen, dan kelompok penambahan barang modal 0,10 persen.
Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah solar, tomat sayur, bawang merah, bensin, bawang putih, gula pasir, tahu mentah, upah membersihkan kapal, ongkos angkut, dan kayu bakar. Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah beras, cabai rawit, ikan pindang tongkol, ikan selar, salak, kentang, sawi, cabai hijau, minyak goreng, dan ikan mujair. [rac]

Rate this article!
Tags: