Optimis Surabaya Jadi Rujukan Tangani Stroke

Febria Rachmanita

Febria Rachmanita

Surabaya, Bhirawa
Keyakinan untuk bisa menjadikan Surabaya sebgai tempat rujukan penanganan penyakit stroke masih tinggi buat Dinkes Surabaya .Saat ini Dinkes Surabaya telah mendata sejumlah rumah sakit yang telah memiliki SDM dan peralatan penangan stroke yang lebih dari sekedar memadai.
Kepala Dinkes Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan, Surabaya siap menjadi rujukan bagi penanganan penyakit yang berhubungan dengan saraf tersebut. Ada beberapa SDM dan peralatan yang dimiliki untuk menjadikan Surabaya sebagai tempat rujukan penyakit stroke.
“Kita bisa lihat dari fasilitas rumah sakit yang memadahi bagi para penderita stroke di 61 RS di Surabaya baik swasta maupun milik pemkot Surabaya,” ungkapnya.
Menurutnya, Surabaya mempunyai rumah sakit utama RS Dr Soewandhi Surabaya. Rumah sakit tersebut sudah menyiapkan 6 bed khusus menangani stroke dan penyakit dalam lainnya. Sedangkan jumlah total bed keseluruhan sudah ada 29 buah yang tersebar di RS Surabaya.
Selain itu Dinkes juga bekerjasama dengan Surabaya Neuroscience Institute (SNeI) yang memiliki 19 dokter bedah syaraf berbagai macam spesialis, diantaranya adalah Pediatrik (bedah saraf anak),Vasculer (saraf pembuluh darah otak dan tulang belakang), Onkologi (tumor otak dan tulang belakang), Fungsional (saraf gangguan gerak tubuh, nyeri punggung dan leher), Spine (bedah saraf tulang belakang) dan Trauma (kecelakaan cidera kepala dan tulang belakang). Selain itu sudah disediakan penanganan dari tim dokter penyakit dalam dan bedah syaraf Dinkes meski jumlahnya masih satu orang.
“Saya yakin kita bisa melayani pasien stroke. Jumlah penderita stroke di Surabaya masih terbilang rendah hanya 0,7 persen jika dibandingkan tingkat nasional 15,4 persen,” tambah Febria.
Ke depan ia berharap dengan dijadikannya Surabaya sebagai rumah sakit rujukan stroke diharuskan menambah timdokter dan mediasnya. Tidak mungkin sebagai rumah sakit rujukan ketersedian tenaga dokter dan medis tidak ditambah.
”Pada intinya kita pastikan dulu ketersedian SDM dan peralatan karena jika semua sudah tersedia maka Surabaya bisa menjadi rumah sakit rujukan penangganan stroke,” ucapnya. [dna]

Tags: