Parade Inovasi Sekolah Ajang Unjuk Kebolehan Inovasi

Siswa SMK PGRI 2 Ponorogo memperbaiki sistem dalam Drone Agriculture yang dikerjakannya bersama anggota lain Oltek.

Dari Inovasi Teknologi hingga Pemanfaatan Dana BPOPP untuk Pengembangan Produk
Surabaya, Bhirawa
Parade inovasi sekolah menjadi wadah bagi para siswa SMA/SMK di Jawa Timur untuk menunjukkan produk inovasi yang dibuat. Untuk pertama kalinya, kegiatan ini diikuti sebanyak 32 sekolah dengan lebih dari 160 produk inovasi baik makanan, produk olahan hingga inovasi teknologi dan dipamerka di Surabaya Plaza, Sabtu (16/11) lalu.
Krisna Bayu Pratama, salah satu siswa dari SMK PGRI 2 Ponorogo yang tergabung dalam anggota Oltek membuat inovasi agrikulture drone. Bersama anggota lainnya, merangkai drone seberat 12 kilogram untuk pertanian di era revolusi industri 4.0. Fungsi drone akan membantu para petani untuk menyemprot pupuk dan pestisida di persawahan.
“Jadi drone dengan delapan baling – baling ini digerakkan dengan kendali jarak jauh (remote control). Dan penyemprotannya juga dikendalikan jarak jauh,” paparnya.
Diakuinya drone agiculture itu juga sudah diujicoba di lahan pertanian dekat sekolah. Dalam 1 hektar sawah bisa di pupuk selama 20 menit.
Sementara itu, Panitia Parade Inovasi Pendidikan, Yoso Susriarto menuturkan, kegiatan ini merupakan keberlanjutan workshop inovasi sekolah. Di mana mereka memamerkan karya inovasi yang laik dikembangkan dan dijual. Mulai dari olahan pangan,produk fashion dan eknologi yang berbahan dasar lokal.
“Kegiatan ini sebagai pilot project kami mengundang 32 sekolah baik negeri maupun swasta. Mereka ini yang juga sudah terdata di Siiska (Sistem Informasi Inovasi Sekolah),” urainya.
Inovasi Siiska yang dimaksud Yoso sebuah sistem untuk mewadahi ide ide kreatif dan inovasi dari sekolah. Melalui sistem ini, pihaknya bisa mendata dan menseleksi karya produk inovasi yang bisa bermanfaat ditengah masyarakat.
“Kami ingin masyarakat tahu jika di daerah terpencil banyak inovasi yang dikembangkan,” katanya
Yoso mencontohkan seperti halnya beberapa produk yang dibuat SMK Taruna Husada Bondowoso yang memilih memanfaatkan sebagian dana Tistas (Gratis Berkulitas) atau BPOPP untuk pengembangan median pembelajaran. Salah satunya di bidang kewirausahaan. Dari hasil penjualan ini sebagian akan masuk di tabungan siswa dan sisanya akan masuk operasional usaha.
“Maka kami juga tengah menggondok perizinan penjualan produk inovasi siswa agar bisa merambah pasar yang lebih luas lagi,” pungkas dia. [ina]

Tags: