Paslon Dadi Khitan 230 Anak Kab.Situbondo

Dadang Wigiarto-Yoyok Mulyadi (Dadi), saat mengunjungi salah satu peserta khitan massal dilapangan Desa/Kec. Kendit, Kab. Situbondo, pagi kemarin. [sawawi/bhirawa].

Dadang Wigiarto-Yoyok Mulyadi (Dadi), saat mengunjungi salah satu peserta khitan massal dilapangan Desa/Kec. Kendit, Kab. Situbondo, pagi kemarin. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Pasangan calon bupati-wakil bupati nomor urut 3 (Dadang Wigiarto-Yoyok Mulyadi), mendapat giliran berkampanye terbuka dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015, pagi kemarin (19/11). Paslon yang dikenal dengan sebutan Dadi itu memilih mengadakan khitanan massal dengan melibatkan 230 anak dan menyalurkan puluhan paket sembako (beras, kecap, gula dan mie instan) bagi masyarakat yang tersebar di Desa/Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Untuk peserta khitan massal, Dadi juga memberikan bingkisan berupa sarung, baju koko dan kopiah.
Menurut Yoyok Mulyadi, pihaknya patut berterimakasih kepada tim kampanye yang telah bekerja keras dan bersusah payah atas suksesnya acara khitanan massal dan penyaluran paket sembako kepada warga. Menurut Yoyok, saat ini dari sekian banyak masyarakat Situbondo banyak sekali yang harus mendapat perhatian dan itu merupakan skala prioritas. “Salah satunya, kami nanti akan memprioritaskan terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” ujar mantan Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab. Situbondo itu kemarin.
Masih kata Yoyok, untuk tehnis realisasi program tersebut ia bersama Dadang Wigiarto dan tim kampanye akan memikirkan cara terbaik serta dari sudut mana memulainya. Terkait dengan tingginya animo masyarakat dalam kegiatan tersebut, urai Yoyok, pihaknya menilai hal itu merupakan sinyal kemenangan dalam ajang pilkada 2015 ini. “Kita harus menang sebab kalau kita kalah berarti Situbondo ini digadaikan masyarakat kepada calon lain. Maka dari itu, kami tetap optimis untuk menang,” tegas Yoyok Mulyadi.
Sementara itu Dadang Wigiarto, menyambut baik atas kreatifitas tim kampanye karena mendapat apresiasi masyarakat Desa/Kecamatan Kendit. Menurut calon incumbent itu, seorang pemimpin harus mengenal langsung tipologi masyarakatnya, sehingga akan disukai.
“Kalau tidak asli bertempat di Situbondo tidak akan mempunyai tanggung jawab karena tidak berbaur dengan masyarakat. Ini H Yoyok, asli Situbondo. Sedangkan saya sudah 25 tahun bertempat tinggal di Situbondo. Sebelum menjadi Bupati saya menjadi lawyer dan selalu membantu warga di sini tanpa minta bayaran,” ujar Dadang.
Seiring dengan waktu berjalan, ulas Dadang, Situbondo pernah mengalami problem dan pemimpin kala itu kurang perhatian terhadap potensi yang ada, sehingga ekonomi merosot tajam. Saat dirinya menjadi Bupati sejak 2010, aku Dadang, kala itu Situbondo mengalami sakit dan indikator kinerja jeblok hingga perkapita pertahun rendah.
“Bahkan Situbondo pernah mengalami gangguan infrastruktur pengairan, dam dan irigasi rusak, banjir bandang, jalanrusak, sehingga inflasi dan pendapatan warga rendah. Di sisi lain daya beli masyarakat rendah. Itulah saat Situbondo saat sakit dulu,” kenang Dadang.
Berkat kepemimpinan dirinya, Dadang bersyukur dalam 2 tahun Situbondo kembali sehat dan luar biasa, hingga ekonomi menanjak tajam dan bahkan menyalip angka  nasional dan Prov Jatim. Intinya, ungkap Dadang, ketika itu Situbondo langsung sehat dan ekonomi membaik, terutama menyangkut kebutuhan masyarakat.
Kondisi itulah, ujar Dadang, yang harus dipelihara, sehingga Situbondo dalam 3 tahun mengalami perkembangan  yang hebat. “Daya saing masyarakat Situbondo tidak kalah dengan Kab tetangga dan bahkan bisa menyalipnya. Kalau Situbondo dikatakan tertinggal, itu tidak benar. Untuk itu saya minta Jangan serahkan martabat Situbondo kepada orang lain,” ajaknya.
Seorang pemimpin itu, lanjut Dadang, harus memiliki kecerdasan dan kepintaran sehingga dapat merubah Situbondo menjadi lebih baik. Setelah kita menggunakan otak, urai Dadang, baru memohon kepada Allah agar diberi kesuksesan dan kemajuan dalam membangun Situbondo.
Contohnya, sambung Dadang, dengan sholawat nariyah akan mendapatkan kebanggaan dengan rido-Nya.”Program ini sebagai wujud kedekatan dengan masyarakat.  Dan ini penting dalam rangka membangun komunikasi dan partisipasi dengan masyarakat,” pungkas Dadang. [awi]

Tags: