Pastikan Santri Asal Kota Probolinggo Bebas Covid-19

Wali kota Hadi pantau rapid test santri Nurul Jadit Paiton di rumah dinas. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kota Probolinggo memfasilitasi santri dari daerahnya untuk melakukan rapid tes sebelum kembali belajar di pondok pesantren masing-masing. Fasilitasi rapid tes ini untuk memastikan santri dari kota Probolinggo bebas Covid-19.
Salah satu fasilitasi rapid tes ini digelar untuk santri dari Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo yang berasal dari Kota Probolinggo, Selasa (30/6) malam. Rapid test dilaksanakan di ruang rapat, rumah dinas wali kota Probolinggo.
Sebelum masuk ke ruangan, semua santri mendaftar dengan menunjukkan identitas. Sesuai protokol kesehatan mereka wajib memakai masker, mencuci tangan, jarak antrean pun dibatasi. Petugas kesehatan dari puskesmas Jati juga berpakaian APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.
Santri-santri akan mulai beraktivitas kegiatan belajar di pondok maka dibutuhkan skrining awal. Karena sebelum masuk wilayah pondok santri harus dalam keadaan sehat. Skrining ini dilakukan untuk mengetahui para santri reaktif atau tidak. Hasilnya, bisa diketahui secara langsung.
“Untuk surat keterangannya kami arahkan ke puskesmas untuk diambil Rabu (1/7) pagi. Alhamdulillah sekilas hasilnya non reaktif semua. Santri-santri juga dalam keadaan baik,” kata Kepala Puskesmas Jati, dr Endah Ayu Lestari, saat ditemui di rumah dinas, Selasa 30/6 malam.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin menceritakan, ia mendapat telepon dari Ketua DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib menginformasikan bahwa santri yang domisili di Kota Probolinggo akan kembali ke pondoknya.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, wali kota berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan P2KB terkait ketersediaan alat rapid test.
“Tentunya santri membutuhkan surat keterangan sehat. Saya berinisiatif untuk melakukan rapid test khusus bagi santri warga Kota Probolinggo yang akan kembali ke pondoknya. Saya berharap dengan rapid test dan surat keterangan untuk Pondok Pesantren yang dituju yaitu Nurul Jadid, dapat menjelaskan bahwa anak-anak ini kondisinya sehat sesuai hasil pemeriksaan yang ada,” jelas Wali kota.
Karena jumlahnya banyak, lanjut Habib Hadi, ia menyelenggarakan rapid test di rumah dinas supaya penanganan cepat. “Santri warga kota yang akan kembali ke pondok akan kami fasilitasi supaya betul-betul bisa mendapatkan kepastian masalah kesehatan. Masuk ke pondok betul-betul sehat dan bebas dari Covid 19,” tegasnya.
Kebijakan ini tidak hanya untuk santri yang berdomisili di Kota Probolinggo yang mondok di luar kota. Bagi santri yang bukan warga kota tetapi mondok di Kota Probolinggo pun akan difasilitasi melalui CSR (Corporate Social Responsibility).
Wali Kota Habib Hadi memahami apabila ada wali santri yang bingung, ketakutan atau berat akan biaya rapid test.
“Dengan tes ini justru biar ada ketenangan, kepastian karena orangtua ingin anak-anaknya melanjutkan pendidikan. Jangan terpengaruh informasi media sosial yang belum tentu benar, jangan takut dengan opini yang berkembang. Disinilah pemerintah hadir untuk mengambil langkah yang tepat,” ungkapnya.
Rapid test yang diinisiasi wali kota berdasarkan informasi DPRD setempat ini mendapat respon dari wali santri, Khotijatul Hilmi. Ia baru mendengar akan ada rapid test di rumah dinas untuk warga kota yang mondok di Nurul Jadid. Kebetulan anaknya masuk tingkat MTs kelas 2, agar bisa kembali ke pondok harus ada surat keterangan sehat dan pernyataan dari pihak keluarga.
“Senang sekali saya. Luar biasa pak wali bisa memfasilitasi kami. Pertamanya saya bingung dimana, dan mahal lagi. Apalagi anak saya dua tapi yang laki-laki masih Agustus masuknya. Kalau yang perempuan Juli sudah masuk,” tutur warga Kelurahan Jrebeng Kulon ini, sesaat setelah mengantar anaknya menjalani rapid test.
Ketua DPRD kota Probolinggo, Abdul Mujib yang juga alumni Ponoes Nurul Jadit paiton, Rabu (1/7) menuturkan apa yang dilakukan pemerintah kota Probolinggo akan rapid test terhadap santri Nurul Jadid asal kota Probolinggo merupakan suatu keharusan. Agar para santri siap kembali ke ponpes sudah dalam keadaan sehat dan bebas dari covid 19.
Dari hasil yang ada, Alhamdulillah tidak ada yang reaktif, untuk itu kami mengucapkan selamat kembali kepondok bagi para santri Nurul Jadid, sehat selalu dan barokah ilmunya, salam ta”dhim kepada pengasuk Ponpes Nurul Jadid, katanya.
Untuk itu pula kami atas nama alumni, Panitia dan wali santri ponpes Nurul Jadid menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah sangat membantu dalam fasilitasi rapid test dalam rangka kembalinya santri ke Ponpes, tandas Akhmad Faruk Yunus Putra.
KH Abd Hamid Wahid, Kepala Pesantren Nurul Jadid Paiton Penerapan surat edaran yang berisi tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dan di Lingkungan Pondok Pesantren dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di masa pandemi itu dilakukan oleh salah satu Pondok Pessantren (Ponpes) terbesar di Kabupaten Probolinggo Ponpes Nurul Jadid Paiton.
Hal-hal pendukung protokol kesehatan telah disiapkan oleh pesantren. Dimulai dari instalasi cuci tangan massal dan pengadaan masker sampai penataan lingkungan dan zona akses pun telah disiapkan. Tata cara kembalinya para santri juga diatur secara terjadwal dan bertahap agar proses pengkondisian protokol kesehatan dapat optimal.Wap
Bahkan mulai hari ini, Rabu (10/6) telah dilakukan rapid test massal bagi 600 orang yang terdiri dari, seluruh anggota keluarga besar pengasuh Ponpes Nurul Jadid, para pengurus dan para petugas khusus, yang hari ini juga telah mengawali kembali ke pesantren.
“Rapid test ini nantinya juga wajib dijalani oleh seluruh santri untuk menjamin kondisi kesehatannya. Setelah diketahui hasilnya mereka belum boleh langsung menuju kamar maupun kawasan utama pesantren, tetapi mereka akan tinggal selama 14 hari di lokasi karantina yang telah telah kami siapkan,” tambah KH Abd Hamid Wahid. [wap]

Tags: