PD RPH Kota Malang Terapkan Inovasi Energi Listrik dari Limbah

Kota Malang, Bhirawa
Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang akan menerapkan inovasi yang kini dikembangkan mahasiswa Universitas Brawijaya, berupa pengolahan limbah RPH menjadi energi listrik. Inovasi yang diberi nama Slaughtering House Waste Water (SHOWER) ini seakan menjawab ancaman krisis energi yang terjadi di tengah padatnya pertumbuhan penduduk.
Bahkan, ketua tim penelitian yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) telah melakukan demonstrasi inovasi rancang bangun alat pemanfaatan bakteri limbah ini kepada sejumlah karyawan RPH, Senin (8/7/2019).
Plt. Direktur RPH Kota Malang, Ade Herawanto mengungkapkan, tekonologi tepat guna ini dapat diaplikasikan pada taraf prototype. Kemudian pihaknya akan melakukan kajian dengan tim ahli. “Kalau bisa diaplikasikan, kita bisa buat skala produksi dan diujicobakan dengan masyarakat sekitar,” tuturnya.
Hasil kajian itu, sambungnya, nanti dievaluasi sekitar enam bulan. Jika inovasi ini dinyatakan berhasil, maka akan direkomendasikan dalam skala besar untuk pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar RPH.
“Jadi masyarakat sekitar diberdayakan untuk mengoperasionalkan ujicoba alat tersebut. Tujuannya, selain untuk instalasi pengolahan air limbah, juga untuk pemanfaatan air limbah menjadi energi listrik. Tetapi kita juga akan koordinasi dengan PT PLN,” kata dia.
Namun ia menegaskan jika selama ini limbah RPH tida membahayakan lingkungan. Namun inovasi pemanfaatan limbah menjadi energi terbarukan minimal diharapakn dapat membantu kebutuhan energi listrik di lingkungan RPH. Setiap harinya, RPH Kota Malang melakukan pemotongan sekitar 39 ekor sapi, 40 ekor kambing, dan 25 ekor babi.
Sementara itu, ketua tim inovasi SHOWER, Hendra Surawijaya menjelaskan, inovasi rancang bangun air limbah RPH ini menggunakan konsep Agar Salt Bridge. SHOWER yang memanfaatkan limbah air diharapkan bisa mengurangi bau air limbah yang tida sedap, sekaligus menjadi alternatif energi terbarukan.
“Cara kerjanya, limbah RPH ditampung ke dalam chamber penyimpanan yang dicamour bakteri untuk menghilangkan bau limbah. Kemudian air itu ditambahkan garam elektrolit dan agar. Bakteri itu akan menghasilkan energi listrik,” paparnya.
Terkait jumlah air yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik tertentu, Hendra mengaku masih belum melakukan penghitungan secara rinci. Namun jika ada 5 cell, dibutuhkan 11 ribu mililiter air limbah.
“Air itu dimasukkan adalam rangkaian listrik yang kemudian dimasukkan dalam penyimpanan daya. Nah, di dalam penyimpanan daya itu dapat menyimpan energi listrik sebesar 2.200 MAh,” tandas mahasiswa angkatan 2016 ini. [mut]

Tags: