Pedagang Pasar Turi Minta Keseriusan Pemkot

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Belum selesianya pembangunan Pasar Turi, membuat nasib ribuan pedagang pasar terbesar di Indonesia Timur ini semakin tak jelas pula. Kebingungan akan nasibnya,sekitar 50 orang pedagang Pasar Turi yang tergabung dalam berbagai himpunan, melakukan demo ke kantor Wali kota Surabaya, Kamis (24/4) kemarin.
Mereka mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam masalah Pasar Turi yang tak kunjung selesai sehingga membuat nasib mereka terkatung-katung.
Para perwakilan pedagang ini hanya ditemui Sekkota, Hendro Gunawan, Asisten I Bidang Pemerintahan, Yayuk Eko Agustin dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, M. Taswin.
Menurut salah satu perwakilan Himpunan Pedagang Pasar Turi, David mengaku terlantar selama bertahun-tahun hanya karena menunggu penyelesaian pembangunan pasar grosir terbesar di Indonesia Timur tersebut.
Menurutnya dalam statemen Wali Kota terkesan enggan untuk mengambil alih proyek pembangunan Pasar Turi dimana pembangunannya terus molor.
Bahkan Pemkot Surabaya justru akan memperpanjang pekerjaan proyek tersebut, dengan alasan apabila akan diambil alih harus melalui proses hukum terlebih dahulu.
”Dari dulu katanya bekerja, apa seolah-olah bekerja. Mau nunggu berapa lama selesainya? Kami ini terlantar, sudah bayar lunas, kena denda, berbunga lagi,” keluhnya.
Para pedagang juga mengajukan tuntutan ihwal status kepemilikan tanah dan meminta agar Pemkot Surabaya mengambil alih pengelolaan secara operasional. Jika tidak, para pedagang mengancam akan segera pindah berjualan ke Jakarta.
”Kami disini merasa dirugikan. Pembangunan belum selesai, investor malah meminta kami bayar biaya sewa stan secara lunas. Sesuai Built Operator Transfer (BOT) seharusnya Februari, tapi mundur sampai 10 April belum penyerahan kunci, jadi bagaimana kelanjutannya sampai sekarang saya belum tahu,” ungkap Wakil Ketua Tim Pemulihan Paska Kebakaran Pasar Turi (TPPK), Djaniadi HS alias Oping.
Sementara itu sikap Pemkot Surabaya dalam mengakomodir aspirasi para pedagang hanya bersikap normatif saja dengan alasan masih menunggu hasil audit tim Badan Pengawasan Keuangan (BPK).
Sekkota Surabaya, Hendro Gunawan mengaku masih akan menindaklanjuti hal tersebut dengan pihak investor. ”Perjanjian itu ayo dipelajari bersama. Saya gak pernah ketemu langsung dengan Dirut PT. Gala Bumi Perkasa (GBP). Tapi kami juga melakukan upaya-upaya percepatan. Kami tidak ada keinginan menelantarkan. Saya berharap bisa menaruh masalah ini dengan sebaik-baiknya. Hak dan kewajiban pedagang seperti apa, begitu pula hak dan kewajiban investor seperti apa sedang kami pelajari,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pembangunan pasar Turi yang dijadwalkan selesai pada Februari lalu ditangguhkan hingga akhir April ini. setelah beberapa kali penyelesaian pembangunan Pasar Turi molor, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjanjikan akan tuntas sebelum bulan Ramadan. Namun, ketika hendak ditemui, Risma tak ada diruangan, lantaran berada di Jakarta.n dre

Tags: