Pembatasan BBM Picu Inflasi Sayuran di Surabaya

29-pedagang-sayur-mayur

Pembatasan pasokan BBM tersebut berimbas pada kenaikan harga beberapa sektor terutama sektor sembako, terutama harga sayur mayur di kota Surabaya.

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pembatasan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) diberbagai wilayah rupanya memiliki dampak pada sektor ekonomi. Seperti halnya di Surabaya. Pembatasan pasokan BBM tersebut berimbas pada kenaikan harga beberapa sektor terutama sektor sembako, terutama harga sayur mayur di kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan kebijakan untuk mengantisipasi hal tersebut dengan menggerakkan seluruh SKPD untuk bergerak mencari solusi di tingkat bawah.
”Di Surabaya ini tingkat inflasi tertinggi terjadi pada sektor sayuran dan saya tidak ingin kejadian di tahun 2013 lalu, dimana pada saat itu ada isu kenaikan harga BBM dan harga di pasar menjadi tak terkontrol,” ungkap Risma Kamis (28/8) kemarin.
Risma juga mengatakan bahwa di tahun ini kenaikan juga terjadi sejak bulan februari lalu dimana harga sayur di tingkat pasar sudah mengalami kenaikan.
”Dari data tersebut kita akan menggerakkan seluruh SKPD diantaranya Dinas Pertanian, PD Pasar Surya agar bekerja sama dengan pihak distributor dan bulog untuk menekan harga agar tidak terjadi kenaikan,” tambahnya.
Masih menurut Risma, selain langkah tersebut pihaknya juga mengambil opsi untuk mengajak masyarakat melakukan tanam sayur sendiri agar bisa juga menekan terjadikan kekurangan pasokan sayuran di pasar Surabaya.
”Kita juga menyediakan bibit untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” papar mantan Kepala Bappeko Surabaya ini. Kenaikan harga hanya terjadi pada komoditi yang tercatat oleh Dinas perindustrian dan perdagangan kota Surabaya sejak bulan Agustus yakni Cabe Merah Kecil (Rawit) sebesarĀ  5,06 persen dari harga Rp13.167/kg menjadi Rp13.833/kg.
Kenaikan harga dikarenakan permintaan konsumen cenderung meningkat, sedangkan persediaan yang ada di pasar relatif tetap. Sedangkan Penurunan harga tertinggi terjadi pada komoditi Cabe Merah Besar sebesar 13,64 persen dari harga Rp11.000/kg menjadi Rp9.500/kg.
Penurunan harga dikarenakan permintaan konsumen cenderung menurun, sedangkan persediaan yang ada di pasar relatif tetap. Penurunan harga terendah terjadi pada komoditi Tomat sebesar 3,03 % dari harga Rp5.500/kg menjadi Rp5.333kg. Penurunan harga dikarenakan permintaan konsumen cenderung menurun, sedangkan persediaan yang ada di pasar relatif tetap. [dre]

Tags: