Pemkab Gelar validasi data TBC dan HIV

Pemkab saat gelar validasi data TBC dan HIV.

Kasus TB Di Kabupaten Probolinggo Capai 1.697
Probolinggo, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, menggelar Surveillance Strengthening At Distric Level atau Tuberkulosis (TBC) atau dikenal dengan TB. Kegiatan ini didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2019. Kasus TB di kabupaten Probolinggo capai 1.697.
Sasaran peserta surveillans TB adalah pengelola program TB yang belum melakukan evaluasi pada pencatatan pengobatan pasien TB melalui SITT. Terdiri dari 33 puskesmas dan 3 rumah sakit di Kabupaten Probolinggo. Hal ini diungkapkan Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Veronica, Selasa (9/7).
Secara umum kegiatan ini bertujuan agar diperoleh data yang valid dalam sistem informasi Tuberkulosis terpadu difasilitas kesehatan dalam pelayanan penatalaksanaan kasus TB oleh SDM yang berkompeten. “Setidaknya nantinya diperoleh data TB yang valid di Kabupaten Probolinggo dan evaluasi pencatatan sistem informasi Tuberkulosis terpadu di Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Liliek Ekowati mengatakan Tuberkulosis (TB) saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia yang telah berkembang sejak tahun 1995.
“WHO melaporkan bahwa di tingkat global terdapat sekitar 9,6 juta kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan pada tahun 2015. Sebanyak 1,5 juta kematian terjadi karena TB, dimana 480.000 kasus adalah perempuan,” katanya.
Menurut Liliek, dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. “Dari 9,6 juta kasus TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB anak (dibawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun,” pungkasnya.
Pemkab Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan validasi data TBC-HIV. Kegiatan itupun diikuti oleh pengelola program TBC dan HIV dari 33 puskesmas dan 3 rumah sakit di Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan yang sumber dananya berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCT) tahun anggaran 2019 ini diselenggarakan dengan metode pemaparan materi tentang pemberantasan program TB-HIV di Kabupaten Probolinggo, pelaporan kolaborasi TB-HIV serta validasi data kolaborasi TBC-HIV dari SITT dan SIHA.
Lebih lanjut dr. Anang Budi Yoelijanto mengungkapkan secara umum kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data program TB HIV yang valid dan lengkap pada tahun 2019, pemutakhiran data evaluasi TB HIV 2018, data ketenagaan, OAT dan logistik lainnya.
“Selain itu, kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan petugas terhadap penemuan penderita TB-HIV serta meningkatkan sistem pelaporan puskesmas di Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.
Menurut Liliek, jumlah kasus TB di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018 mencapai 1.697 kasus, dimana terdapat 603 kasus berhasil diobati sampai sembuh, 553 kasus pengobatan lengkap dan 11 kasus gagal pengobatan.
“Salah satu penyebab utama belum berkurangnya TB adalah belum memadainya tata laksana TB sesuai dengan standart baik dalam penemuan kasus/diagnosis, paduan obat, pemantauan pengobatan, pencatatan dan pelaporan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang valid dan benar diperlukan validasi antara data TB yang ada di puskesmas dengan data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo,” tambahnya. [wap]

Tags: