Pemkot Batu Sulap TPS Jadi Taman Wilis

Kondisi Taman Wilis di Kelurahan Sisir Kota Batu yang terlihat asri (supriyanto/bhirawa)

Kondisi Taman Wilis di Kelurahan Sisir Kota Batu yang terlihat asri (supriyanto/bhirawa)

Kota Batu, Bhirawa
Lahan seluas 1 hektar tersebut dulunya adalah sebuah Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dari pusat kota Batu. Lebih dari 1 ton sampah ditampung di areal ini sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Ngaglik.
Seiring dengan berkembangnya kawasan permukiman, TPS Wilis akhirnya dinilai sudah tidak layak. Bau menyengat yang ditimbulkan dari TPS ini mulai mengganggu warga kelurahan Sisir. Secara bertahap TPS Wilis akhirnya ditutup. Lahan yang ada secara bertahap dialihfungsikan untuk taman kota sejak 1999 lalu. Proses untuk alih fungsi lahan ini memang tidak mudah karena harus mencari TPS pengganti.
Setelah TPS dialihkan ke kawasan Stadion Gelora Brantas, maka disulaplah Taman Wilis menjadi area pedestrian untuk memenuhi kebutuhan warganya.
Saat ini tak kurang dari 200 orang berkunjung dan menikmati panorama Kota Batu dari taman yang ada di tengah pemukiman warga itu.
Ketua DPRD Kota Batu yang juga tokoh masyarakat setempat,  Cahyo Edi Purnomo, mengakui, sejak 1999-an ia bersama masyarakat mulai menyulap eks TPS menjadi taman rakyat.
“Warga membayar iuran dan gotong royong mengubah TPS menjadi taman seperti sekarang,” ungkap Cahyo.
Lama kelamaan, sambungnya, usaha itu mendapat respon pemerintah daerah, sehingga pembangunannya makin cepat. Kini, aneka tanaman sudah berdiri tegak dan terlihat asri saat siang maupun malam.
Ke depan, fasilitas wifi gratis juga akan dipasang, sesuai arahan Wali Kota Batu. Apalagi, di taman itu juga dilengkapi kawasan pertanian organik, seperti sayuran dan buah.
“Infrastrukturnya juga sudah memadai, ada fasilitas jogging track, tempat istirahat dan kamar kecil, termasuk jalannya akan segera di aspal. Sehingga masyarakat bisa ,” paparnya.
Sejatinya, tahun 2014 lalu, Taman Willis sudah dianggarkan Rp 200 juta untuk pemenuhan fasilitas dan perawatannya. Namun, dinas terkait mengalihkan anggaran tersebut ke program lain.
“Makanya sekarang kami menggunakan dana swadaya masyarakat untuk menjaga taman ini,” tuturnya.
Ia memprediksi, 5-10 tahun ke depan, Taman Willis bakal menjadi ikon dan jujugan wisatawan. Sebab, pembangunan dan kawasan perumahan di wilayah Sisir sangat pesat.
“Taman Willis menjadi percontohan bagi kelurahan lain, pemerintah punya rencana tiap desa/keluraham terdapat taman wisata dan ruang terbuka hijau. Keberadaannya sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat untuk berolah raga dan santai,” katanya.
Sementara itu Lurah Sisir Dian Fachroni mengaku warga berharap Taman Wilis menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk berolah raga dan santai. Sehingga taman ini harus tetap terawat dan terjaga.
Oleh karena itu, agar Taman Wilis lebih menyatu dengan warga, maka taman ini dilengkapi dengan taman organik. “Kita kan sedang menggalakkan pekarangan organik di setiap RW. Sehingga di taman inipun akan kita lengkapi taman organik, agar menyatu dengan pekarangan warga,” kata Dian.
Ditambahkan, setiap RW akan memiliki tanaman varietas unggulan dan di taman ini akan menampung varietas unggulan di masing-masing RW. Langkah ini sekaligus untuk mendukung dan mewujudkan program, visi dan misi Pemkot Batu yaitu pertanian organik dan pariwisata internasional. [sup]

Tags: