Pemkot Batu Tuntut Akurasi Data Sensus Ekonomi BPS

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Batu, Bhirawa
Data kondisi perekonomian Kota Batu yang akurat akan menjadi acuan kebijakan perekonomian Pemkot Batu pada 2016. Karena itu Kepala Daerah menginstruksikan kepada SKPD dan jajaran pemerintahan mulai camat hingga Ketua RT, serta pelaku usaha agar tidak takut dalam memberikan informasi terkait Sensus Ekonomi yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu.
“Data sensus ekonomi ini akan menjadi acuan kita dalam menjalankan kebijakan daerah. Karena itu data yang ada di sensus ekonomi ini harus akurat sehingga kebijakan daerahpun bisa tepat sasaran,”ujar Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso saat membuka Sosialisasi Sensus Ekonomi yang digelar BPS Kota Batu, Selasa (15/12).
Dari data sensus ini, lanjut dia, akan diketahui berapa jumlah pelakuusaha tingkat bawah maupun menengah serta pendapatannya. Misalnya saja data tentang jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang disertai pendapatan mereka masing-masing. “Dengan data yang akurat, maka Pemkot Batu bisa membuat kebijakan berapa
jumlah bantuan yang harus dikeluarkan untuk membantu pelaku UMKM ini. Jika datanya akurat, maka bantuan yang diberikan juga akan tepat sasaran,”tambah Punjul.
Punjul mengisahkan usaha yang harus dilakukan Pemkot Batu pada 8 tahun yang silam. Saat itu banyak  investor yang ragu untuk menenamkan modalnya di Kota Batu. Namun dengan data perekonomian yang akurat dan jaminan yang diberikan Pemkot Batu kepada investor, maka saat ini perekonomian Kota Batu bisa berkembang pesat.
Saat ini investasi di Kota Batu sudah mencapai Rp 1,9 triliun, dan perkembangan ekonomi Kota Wisata ini sudah sangat luar biasa. “Saat ini laju pertumbuhan ekonomi Kota Batu sudah naik 6,9 persen. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim yang sebesar 5,9 persen, maupun pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,1 persen,”jelas Punjul.
Sementara, Kepala BPS Kota Batu Bagus Sunggono meminta agar pelaku usaha di Kota Batu tak ragu maupun takut dalam memberikan data usaha dari industri yang dijalankannya. Baik itu usaha berskala besar maupun usaha skala kecil seperti UMKM.
“Data yang diberikan akan kita jamin kerahasiaannya. Jadi kita tidak akan memaparkan perusahaan A memiliki pendapatan berapa maupun pekerja berapa. Kita akan mengelompokkan pada kelompok ring,”ujar Bagus. [nas]

Tags: