Pemkot Mojokerto Anggarkan Seragam-Sepatu Siswa Rp5 M

Wali Kota Mas'ud Yunus memeriksa kualitas sepatu produk UMKM kota Mojokerto yang akan diperuntukkan bagi siswa setingkat SD hingga SMP secara gratis. (kariyadi/bhirawa)

Wali Kota Mas’ud Yunus memeriksa kualitas sepatu produk UMKM kota Mojokerto yang akan diperuntukkan bagi siswa setingkat SD hingga SMP secara gratis. (kariyadi/bhirawa)

Kota Mojokerto, Bhirawa
Pemkot Mojokerto mengalihkan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) SMA/SMK sebesar Rp 5 miliar untuk pengadaan seragam dan sepatu gratis. Anggaran yang sudah dialokasikan dalam APBD 2017 ini juga disediakan untuk bea siswa bagi 1.113 anak kurang mampu setingkat SD dan SMP.
Kebijakan ini diambil pasca pengambilalihan pengelolaan kewenangan SMA / SMK oleh Pemprop Jatim.
“Dalam APBBD sudah ada Rp 5 miliar untuk BOS pendamping dan seragam SMA . Karena kebijakan baru pengambilalihan SMA/SMK oleh Pemprop Jatim, maka dananya kita alihkan bagi SD/SMP,” jelas Walikota Mojokerto, Masud Yunus, Jum’at (6/1)
Prioritas pertama akan diperuntukkan sebagai bea siswa kurang mampu dan berprestasi. Jika masih ada lebih akan dialokasikan membeli sepatu dan seragam bagi siswa SD, SMP, MI dan Mtd.
Dana pendamping sebesar Rp 65 ribu bagi siswa SMA itu akan dialihkan untuk pengadaan seragam, sepatu dan kaos olahraga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Novi Rahardjo mengatakan, pihaknya akan menerapkan kebijakan pendidikan pro rakyat. “Kami hanya memberikan pendidikan anak-anak SD-SMP tidak hanya gratis SPP namun juga dengan fasilitas. Apalagi ada tambahan dana yang cukup besar untuk seragam, seragam olahraga,” tandasnya.
Bahkan jikalau mungkin, lanjut ia, pihaknya mengkaji pengadaan sepatu dan tas gratis bagi siswa. “Kita memberikan yang terbaik. Sehingga nantinya program pemerintah sekolah 12 tahun dapat berjalan,”,pungkasnya.
Dilain pihak, anggota Komisi III DPRD setempat, Kholid Firdaus mengatakan pihaknya berharap agar pemerintah tidak mengalihkan seluruh dana bagi kedua jenjang dasar dan menengah. Namun juga SMA. “Mereka yang kurang mampu butuh seragam, tas dan sepatu. Sehingga beban mereka yakni SPP dapat lebih ringan. Karena jika tidak ada fasilitas sama sekali maka bisa jadi angka putus sekolah akan bertambah karena beban SPP tadi,” katanya. [kar]

Tags: