Pemkot Surabaya Permudah Pengusaha dan Investor Melalui Klinik Investasi

Pelaksanaan klinik investasi yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surabaya di Wisma Sier lt 6, Kamis (22/3). [andre/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Kota Surabaya menjadi kota terbesar yang banyak dilirik investor. Untuk menyiapkan hal tersebut Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surabaya kembali menggelar acara klinik investasi.
Kegiatan ini memberi kemudahan bagi perusahaan untuk menanam modal di kota ini, termasuk berinteraksi langsung dengan narasumber seputar masalah pengupahan dan tenaga kerja.
Pelaksanaan kegiatan klinik investasi dimaksudkan untuk memberikan fasilitas perizinan atau non perizinan di bidang penanaman modal kepada pengusaha Perusahaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun calon investor.  Utamanya terhadap pemberian kemudahan pelayanan perizinan atau non perizinan supaya dapat terciptanya peningkatan realisasi usaha PMA dan PMDN di Kota Surabaya.
”Hari demi hari kita tahu pertumbuhan ekonomi di Surabaya semakin meningkat. Saya mengajak kepada seluruh peserta kllinik investasi agar dapat mememanfaatkan kegiatan ini dengan memperhatikan arahan yang akan disampaikan oleh para narasumber. Nanti mereka akan banyak mengetahui informasi yang disampaikan beberapa narasumber,” kata Kepala DPMPTSP Kota Surabaya Eko Agus Supiadi Sapoetro di Wisma Sier lt 6, Kamis (22/3).
Dalam kesempatan tersebut, dijelaskan pula mulai Dasar Hukum Pendirian Usaha, Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Cakupan Izin Investasi, Perizinan Sektor Ketenagakerjaan hingga Mekanisme Pelayanan Perizinan. Semuanya dijelaskan secara gamblang oleh narasumber kemarin.
Keberadaan klinik investasi dirasa sangat efektif dalam update informasi mengenai keringanan pajak, bea masuk barang, dan kemudahan ekspor.
Ia juga menjelaskan, merujuk pada kondisi realisasi investasi PMA dalam tiga tahun terakhir (dari 2015 sampai 2017), ada lima sektor yang menjadi penunjang terbesar investasi.
Ke lima sektor itu yakni perdagangan besar (kecuali mobil dan motor) sebesar 6 persen, perdagangan reparasi dan perawatan mobil sebesar 12 persen. Tiga sektor lainnya yakni industri pengolahan tembakau, perdagangan eceran, serta real estate yang masing-masing berkontribusi sebesar 5 persen.
“Ada pun negara asal perusahaan PMA terbesar dalam kontribusi investasi di Surabaya berasal dari Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Britihs Virgin Island,” ujarnya.
Selain sosialisasi mengenai klinik investasi, DPMPTSP juga menggandeng beberapa institusi terkait pelayanan terpadu seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Disnaker Imigrasi, dan Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA).
”Beberapa institusi tersebut merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi para investor guna berkonsultasi mengenai investasi di Kota Surabaya,” jelasnya. [dre]

Tags: