Pemkot Surabaya Rawat dan Obati PMKS dari Daerah Lain

Para PMKS dipulangkan kembali oleh Pemkot Surabaya ke daerah masing-masing dari Taman Surya, Selasa (27/2). [trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Di tengah maraknya razia orang gila di berbagai daerah, langkah berbeda dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Melalui tangan dingin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) termasuk orang gila terus dirawat dan diobati.
Hingga apabila sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter, langsung dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Proses pemulangan PMKS ini dilakukan, Selasa (27/2).
Wali Kota Risma memimpin langsung pemulangan para PMKS yang diantar menggunakan bus dan mobil. Dia mengatakan sudah sekian lama para PMKS itu tinggal bersama Pemkot Surabaya di Liponsos. Saat ini, pihak dokter telah menyatakan bahwa mereka bisa kembali ke daerah asalnya masing-masing. “Hari ini (Selasa kemarin, red) yang dipulangkan 90 orang,” kata Risma seusai pemulangan PMKS di Taman Surya.
Mereka terdiri dari 22 orang gelandangan dan pengemis, sedangkan sisanya 68 orang psikotik. PMKS ini berasal dari berbagai daerah, di antaranya dari Jawa Timur 19 gelandangan dan pengemis serta 23 orang psikotik, dari Jawa Barat 18 psikotik, Jawa Tengah 2 orang gelandangan dan pengemis serta 18 orang psikotik, DKI Jakarta 1 orang gelandangan dan pengemis serta 2 orang psikotik, Banten 3 orang psikotik, Lampung 2 orang psikotik, Bali satu orang psikotik dan Sumatera Selatan satu orang psikotik.
Pada kesempatan itu, Risma meminta kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Surabaya untuk memberitahukan kepada keluarganya supaya mengurus BPJS.
Sebab, Pemkot Surabaya akan mengirimkan surat kepada Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan agar mereka dibuatkan BPJS. “Tolong diurus saja supaya mereka bisa terus minum obat,” ujarnya.
Risma juga memastikan pihaknya akan terus berusaha merawat dan mengobati serta menggalakkan pemulangan para PMKS ke daerah asalnya masing-masing.
Sebab, saat ini kapasitas daya tampung Liponsos sudah tidak memadai. Bahkan, saat ini di Liponsos masih tersisa sekitar 1.485 orang, sehingga akan terus dilakukan pemulangannya secara bertahap. “Saya mohon dengan sangat supaya tidak ada lagi PMKS yang dibuang di Surabaya,” kata Risma.
Sementara itu, salah satu psikiater di Liponsos Keputih Agung BS menjelaskan bahwa para penyandang PMKS yang dipulangkan itu adalah orang yang sudah melewati fase-fase akutnya. Meskipun pada hakekatnya mereka belum sembuh sempurna.
Agung menambahkan, mereka itu sudah mendapatkan perawatan dan terapi, sehingga yang awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sakit, kini mereka sudah sadar bahwa dia sakit.
Bahkan, dia sudah tahu siapa dirinya, berada di mana dan sudah mulai kangen rumah, serta sudah tahu alamat rumahnya. “Jadi, mereka sudah ingat semua tentang dirinya,” ujarnya. [dre]

Tags: