Pemprov Siap Bangun Kedai Kopi di Melbourne

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim mendapat tantangan dari Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga untuk membuat terobosan baru dalam hal perdagangan kopi Jatim di luar negeri. Tantangan besar ini diberikan Jatim mengingat potensi kopi di Jatim sangat luar biasa, dan jangan sampai hanya menjadi market kopi branded luar negeri.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim Dr Ir I Made Sukarta CES mengatakan saat melakukan kunjungan kerja ke Jatim beberapa waktu lalu, Menkop dan UKM mengatakan jika Jatim kini tidak lagi hanya berdagang kopi, tapi juga sudah saatnya menjual sekaligus menyajikan secara langsung kopi tersebut dengan membangun kafe, kedai kopi atau warung kopi di luar negeri.
“Bahkan Pak Menteri berjanji akan melayani secara langsung pelanggan yang mampir di warung kopi yang rencananya akan kita bangun di Melbourne  Australia. Beliau berjanji tiga hari berturut-turut mau ikut jualan kopi kita,” kata Made, Kamis (18/8).
Made mengatakan, tantangan Menkop Puspa Yoga akan dianggap sebagai sebuah kehormatan bagi Jatim untuk lebih menjual kopi produk asli Indonesia khususnya Jatim di Australia. Sebab di negeri kanguru ini standar masuknya produk dari luar sangat tinggi dan ketat.
“Di negara ini (Australia, red) sudah terkenal dengan ketatnya aturan produk impor,  yang masuk harus benar-benar berkualitas dengan standar yang sangat tinggi. Kita beruntung bisa mendapat tempat untuk jualan kopi di sana,” jelas mantan Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim ini.
Alasan pembukaan warung kopi di Melbourne ini, kata Made, adalah karena serbuan kopi-kopi dengan branded luar negeri yang bertebaran di kota-kota besar di Indonesia. “Nah dengan alasan ini pula kita akan membalas hal itu dengan membuka warung di luar negeri. Toh branded-branded luar negeri yang ada di sini juga memakai kopi lokal untuk para pelanggannya,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemprov Jatim sebagai fasilitator dan dibantu Kemenkop dan UKM akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan warung kopi di Malbourne Australia sebagai pintu masuk kopi Jatim untuk luar negeri. “Warung ini murni akan dikelola oleh pelaku UKM, namun pemerintah kan tidak tinggal diam untuk membantu mereka. Kita akan berikan fasilitasi namun anggarannya dari APBN,” jelasnya.
Kenapa Australia ? “Australia adalah negara yang menerapkan standar tinggi untuk produk luar yang akan masuk. Jika kita bisa membuat kedai kopi di Australia, ke negara-negara lain seperti ASEAN, akan lebih mudah. Sebab kita sudah punya nama di luar negeri sekelas Australia,” tandasnya.
Sementara itu, untuk perkembangan kopi di Jatim, pemprov akan tingkatkan pembukaan lahan baru bagi produksi kopi Arabika. Pembukaan lahan dilakukan untuk meningkatkan produksi kopi yang saat ini terus mengalami peningkatan.
“Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia memperkirakan kebutuhan kopi dunia tiga tahun mendatang akan mencapai 9 juta ton. Padahal petani dunia hanya mampu menyuplai 6-7 juta ton saja,” kata Asisten II Sekdaprov Jatim Bidang Perekonomian Hadi Prasetyo.
Kebutuhan kopi yang mulai tak bisa disuplai oleh petani dunia inilah yang akan ditangkap sebagai peluang bagi petani Jatim untuk beralih menanam kopi. Mereka yang sudah menjadi petani kopi diharapkan juga mampu meningkatkan produksinya. “Kita sudah canangkan akan ada pembukaan 25 ribu hektare lahan baru,” kata Hadi Pras.
Selain membuka lahan baru, pemprov juga akan mendorong para petani beralih menanam kopi Arabika karena pasar kopi Robusta saat ini juga mulai jenuh. Kopi Arabika juga dinilai sangat cocok untuk kontur pertanian di Jatim khususnya di daerah pegunungan. [iib]

Tags: