Pemprov Jatim Siapkan Laboratorium Standarisasi IKM

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat memberikan pengarahan saat didapuk menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Unair Surabaya.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat memberikan pengarahan saat didapuk menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Unair Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Menghadapi pasar bebas ASEAN 2015, Pemprov Jatim bakal menyiapkan laboratorium standarisasi industri kecil dan menengah (IKM). Upaya lainnya adalah dengan melakukan standarisasi dan sertifikasi barang dan jasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional dengan tema ‘Potensi Daerah dan Peningkatan Daya Saing Indonesiadi Era MEA’, di Aula Garuda Mukti, Gedung Rektorat Universitas Airlangga, Kamis (20/11).
Menurut Soekarwo, Lab Standarisasi IKM ini berbentuk mobil yang didalamnya terdiri dari berbagai macam kebijakan yang melayani standarisasi dan sertifikasi terhadap barang dan jasa. “Kami telah memesan beberapa mobil yang akan dilengkapi petunjuk tentang standarisasi dan sertifikasi barang dan jasa. Keberadaan mobil ini akan berkeliling di setiap daerah yang ada di Jatim,” ujarnya.
Pakde Karwo, sapaan tenar Soekarwo menjelaskan, dalam Lab Standarisasi IKM tersebut akan dijelaskan secara detail pengetahuan bahan baku produk, cara desain produk, pemasaran, pelatihan, sertifikasi halal, Sertifikat Nasional Indonesia (SNI), perlindungan produk hingga peningkatan kualitas SDM secara teknis hingga manajerial.
Selain itu, mobil yang telah didesain tersebut juga memberikan petunjuk mengenai fasilitasi permodalan yang bekerja sama dengan Bank UMKM Jatim, sekaligus bimbingan standarisasi dari lembaga yang berkompeten. “Mobil tersebut akan berkeliling di setiap daerah di Jatim dan akan berhenti di empat Bakorwil guna memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang pentingnya standarisasi menghadapi Pasar Bebas Asean,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pakde Karwo juga mengingatkan pentingnya daya saing bagi seluruh masyarakatnya. Menurutnya, daya saing sangat ditentukan oleh infrastruktur, kualitas SDM serta pengelolaan yang efektif barang dan jasa.
Mengelola barang dan jasa ini tidaklah mudah dalam menghadapi Pasar Bebas Asean. Namun, barang dan jasa perlu disertifikasi dan distandarisasi. “Standarisasi dan sertifikasi adalah upaya yang harus segera dilakukan. Jangan sampai pasar dalam negeri kita diambil oleh luar negeri,” tegasnya.
Menurutnya, terdapat peluang dan tantangan dalam menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015. Peluang yang bisa diraih adalah ASEAN sebagai pusat jaringan produksi (production network) dan kawasan tujuan investasi. Selain itu, pasar tunggal memudahkan pembentukan joint venture dengan perusahaan di kawasan Asean sehingga lebih memudahkan akses bahan baku yang belum dapat dipasok dari dalam negeri.
Sedangkan tantangan yang harus dihadapi adalah meningkatkan transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang yang menciptakan pasar seluas 4,47 juta km2  dengan potensi pasar lebih kurang sebesar 625 juta jiwa.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Senat Akademik Unair Prof Fendy Suhariadi mengatakan, jelang pasar bebas ASEAN ada ancaman dan tantangan serius yang harus dipersiapkan oleh masyarakat dan mahasiswa.
Tantangan dan ancaman serius tersebut meliputi banyaknya arus barang, jasa dan SDM yang dengan mudahnya keluar masuk ke Jatim. Hal tersebut harus diantisipasi melalui regulasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. “Pasar Bebas ASEAN 2015, mengharuskan kita sebagai bangsa mempersiapkan diri secara kualitas. Jika tidak, SDM bangsa kita yang kurang akan dengan mudah dihabisi oleh bangsa asing yang masuk,” pungkasnya. [iib]

Tags: