Penanganan OPT Kini Diarahkan ke 7 Eks Karesidenan

organisme pengganggu tanamanPemprov Jatim, Bhirawa
Untuk penanganan organisme pengganggu tanaman (OPT) dari sisi brigade proteksi tanaman (BPT) dan pengamatan hama, serta alam pengendalian OPT bekerja sama dengan babinsa (bintara pembina desa) TNI kini telah didekatkan pada tujuh SOP (standar operasional prosedur) yang lokasinya di tujuh eks pembantu gubernur (eks karesidenan, red).
Kepala Dinas Pertanian Jatim, Dr Ir Wibowo Ekoputro MMT mengatakan, semua obat-obatan sudah disiapkan karena menjadi prediksi ketika tahun 2015 – 2016 terdapat iklim basah. Hal ini sama dengan tahun 2010-2011.
“Kami tidak ingin kondisi yang ada di tahun 2010-2011 terulang kembali di tahun 2015-2016 ini. Pada tahun 2010-2011 itu OPT meledak,” tandasnya, Senin(25/7)..
Dikatakannya, dalam rapat yang dilakukan sebelumnya di Distan Jatim, BMKG (Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika) menyebutkan kalau pada  bulan Juni, Agustus, dan September merupakan musim basah dan hal ini menyambung pada bulan Oktober, November dan Desember  sudah memasuki musim penghujan. “Hal ini perlu diwaspadai,” tandasnya. Oini diwaspadai.
Untuk skala kerusakan OPT, lanjut Eko, sampai saat ini di Jatim masih dibawah 0,5 persen. Jika di tingkat nasional terspot-spot tidak boleh lebih dari tiga persen.  “Namun saya tidak mau jika tiga persen. sebab kalau tiga persen sama dengan 66 ribu hektar. Untuk itu saya kecilkan di Jatim dibawah dua persen. Dua persen sama dengan 44 persen dari luas panen di Jatim. Saat ini sudah dikecilkan menjadi 0,5 persen,” paparnya.
Adanya musim basah saat ini, lanjutnya, maka luas tanam persawahan kini mulai bertambah. Sampai dengan periode Juli 2016 dibandingkan dengan April-September 2015 kini sudah surplus 30 ribu hektar.
“Kini semuanya harus dipertahankan sampai panen dan jangan sampai gagal panen. Target kita 13,4 juta ribu ton GKG sedangkan  2015 13,154 juta  ribu ton GKG,” katanya.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan pertanian termasuk OPT, kata Eko, kini Pemkab/kota dalam hal ini Dinas Pertanian terus melaporkan kondisi perkembangan pertanian langsung ke Kepala Distan Jatim melalui salah satu aplikasi seluler. [rac]

Tags: