Pendistribusian Raskin di Surabaya Penuh Masalah

RaskinDPRD Surabaya,Bhirawa
Karutmarut pendistribusian beras miskin (raskin) di Surabaya, akhirnya ditindaklanjuti komisi D DPRD Surabaya. Kemarin, mereka memanggil sejumlah instansi yang terlibat dalam program ini.
Dalam pembahasan itu, distribusi raskin tahun ini memang banyak masalah. Tak hanya problem database penerima program yang belum klir, program ini juga molor gara-gara pengiriman data penerima ke Bulog telat.
Salah satu yang dibahas adalah persoalan kualitas beras yang tidak seragam. Di wilayah tertentu, beras yang didistribusikan masih lumayan. Namun, di daerah lain kualitasnya anjlok. “Karena itu, perlu ada evaluasi bersama. Kami sudah minta pemkot benar-benar mengaktifkan lagi call-center pengaduan raskin,” kata Anggota Komisi D, Khusnul Khotimah.
Yang juga jadi salah satu fokus pembahasan dalam rapat kemarin adalah validitas penerima raskin. Sejumlah anggota komisi D menyebut, masih ditemukan warga penerima raskin yang sejatinya tidak layak masuk dalam daftar penerima program. Atau, ada juga warga miskin yang ternyata tidak masuk database raskin.
Akibatnya, tak sedikit kelurahan yang terpaksa membuat ‘trik’ agar distribusi raskin di wilayahnya bisa merata. Caranya adalah membagi raskin secara merata. “Sehingga, warga tidak menerima beras sesuai plafon,” kata Anggota Komisi D, Reni Astuti.
Pada tahun 2015, jatah alokasi raskin yang diperoleh Surabaya dari pemerintah pusat adalah untuk 65.991 RTPSM (rumah tangga sasaran penerima manfaat). Para penerima program mendapat jatah beras sebanyak 15 kilogram per bulan dengan harga tebus sebesar Rp 1.600 per kilonya.
Selain itu, yang juga dibahas adalah lambatnya distribusi raskin. Ternyata, pengiriman raskin yang dimulai bulan ini adalah jatah bulan Januari. Sedangkan, distribusi raskin untuk Februari-Maret belum terealisasi.
Versi Bulog, persoalan ini disebabkan database penerima raskin Surabaya, baru diterima bulan lalu. “Sebenarnya, stok beras sudah ada. Namun, ketika database belum masuk, kami belum bisa mendistribusikan,” kata Azizah, perwakilan Perum Bulog. [gat]

Tags: