Pengelola Pantai Balekambang Antisipasi Serangan Ubur-Ubur

Direktur Usaha PD Jasa Yasa Kab Malang Ahmad Faiz Wildan

Kab Malang, Bhirawa
Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa Kabupaten Malang sebagai pengelola Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang mengimbau kepada para wisatawan agar berhati-hati serangan binatang laut ubur-ubur (Rhizotomae).
Karena binatang laut yang berbentuk payung itu, jika terkena kulit manusia akan menyebabkan gatal-gatal dan terasa terbakar, serta kulit bisa melepuh.
MenurutĀ  Direktur Usaha PD Jasa Yasa Kabupaten Malang Ahmad Faiz Wildan, Rabu (6/9), binatang ubur-ubur itu muncul ke permukaan laut di Pantai Balekambang, siklusnya pada bulan Agustus-September 2017, dan jumlahnya mencapai ribuan.
Karena pada bulan-bulan tersebut, kondisi air laut dingin sehingga ubur-ubur itu suka perairan yang dingin. Sedangkan perairan yang di dingin di bulan-bulan itu muncul di perairan laut selatan, termasuk di wilayah perairan laut Malang Selatan.
“Dan Biasanya ribuan ubur-ubur mengambang di sepanjang Pantai Balekambang. Sehingga para wisatawan yang akan mandi di bibir pantai di harapkan untuk berhati-hati terkena serangan ubur-ubur,” imbuhnya.
Meski hingga kini binatang laut ubur-ubur itu belum tampak, kata Wildan, namun wisatawan tetap waspada. Sebab, jika tertiup angin kencang ubur-ubur yang berada di tengah laut akan terseret ke bibir pantai.
Selain itu, binatang ubur-ubur tersebut mirip seperti payung, tapi binatang itu juga berumbai dan penuh dengan duri, serta beracun. Sehingga siapa saja yang terkena serangan ubur-ubur tidak hanya mengalami gatal-gatal saja, tapi bisa menyebabkan pingsan karena terasa panas seperti terbakar.
“Biasanya, wisatawan tidak mengetahui ketika mandi di bibir pantai diserang ubur-ubur. Untuk itu, pihak pengelola Pantai Balekambang selalu melakukan pemantauan, dan jika muncul ubur-ubur, maka pengelola meminta wisatawan untuk tidak mandi, agar tidak menjadi korban serangan ubur-ubur,” paparnya.
Dan saat ini, lanjut Wildan, pihaknya sudah mempersiapkan tim pengamanan pantai dan tenaga medis, hal itu untuk meminalisir jumlah korban serangan ubur-ubur. Karena jumlah pengunjung di Pantai Balekambang setiap hari Sabtu dan Minggu selalu dipadati pengunjung. Sehingga antisipasi adanya serangan ubur-ubur pada wisatawan, pengelola mempersiapkan petugas pantai untuk selalu mengawasi bibir pantai agar wisatawan yang mandi tidak terserang ubur-ubur.
Secara terpisah, salah satu Mahasiswa Kedektoran Hewan Universitas Brawijaya (UB) Rice Kristanti mengatakan, ubur-ubur adalah sejenis binatang laut yang tergolong ke dalam kelas Scyphozoa.
Tubuhnya yang berbentuk payung berumbai, bisa menyebabkan gatal di kulit jika tersentuh. Sedangkan rongga di tubuh kelompok ubur-ubur itu dinamakan gastrovaskuler. Dan celah besar tempat keluarnya air dari tubuhnya disebut osculum, dan larva ubur-ubur dinamai planula.
Ubur-ubur itu, jelas dia, binatang invertebrata atau binatang tak bertulang belakang. Sedangkan jenis ubur-ubur tersebut telah tercatat 1.800 jenis, dan jenis ubur-ubur yang paling berbahaya yaitu dari golongan Cubozoa. Sedangkan sengatan tentakelnya dapat menyebabkan kematian seseorang.
“Ubur-ubur yang paling mematikan dari golongan ini adalah ubur-ubur Irukandji, ubur-ubur yang biasa hidup di pantai barat di perairan pantai Australia,” terangnya. [cyn]

Tags: