Pengelolaan RPH Sidoarjo Kian Suram

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pengelolaan Rumah potong hewan (RPH) yang berada di di Pusat Perdagangan Agro Bisnis (Puspa Agro) Sidoarjo hingga kini belum jelas nasibnya. Padahal RPH modern ini diharapkan bisa beroperasi tahun ini untuk memenuhi kebutuhan daging di jawa timur.
Padahal, tempat unloading, pagar dan paving sudah dikerjakan tinggal proses melengkapi beberapa infrastruktur. Rencananya RPH yang dibangun dengan APBD Jatim ini pengelolaannya akan diserahkan pada PT Puspa Agro.
Hingga kini, pengelola puspa agro belum memberikan bisnis plan sebagai salah satu syarat untuk menyerahkan pengelolaan. “Soal pengelolaan kami masih menunggu bisnis plannya untuk mengetahui sharing keuntungannya. Hingga saat ini belum diberikan,” terang Kepala Dinas Peternakan Jatim, Ir Maskur MM, saat dikonfirmasi Selasa (19/5).
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab RPH ini tidak bisa segera dioperasikan. Padahal tempat pemotongan ini menjadi salah satu pelayanan pada masyarakat sekaligus menjadi program yang mampu mendatangkan keuntungan
Sampai saat ini, pihak pemprov masih menunggu keputusan dari PT Puspa Agro terkait pelimpahan ini. “Masalah ini tergantung pada puspa agro bagaimana cara mereka menjemput peluang ini?,” katanya.
Tidak hanya persoalan bisnis plan, hibah pengelolaan RPH di Puspa agro juga terganjal aturan. Penyebabnya adalah badan hukum dari Puspa Agro adalah Perseroan Terbatas (PT) bukan Perusahaan Daerah.
Masalahnya ini tidak bisa dihibahkanlangsung ke Puspa Agro, karena penganggaran padah tahun 2012 lalu berupa belanja modal. Sehingga aset milik pemprov ini tidak bisa dihibahkan langsung.  “ Kalau posisinya (puspa agro) adalah perusahaan daerah prosesnya bisa langsung,” tambahnya.
Namun pihaknya yakin masalah ini bisa segera selesai setelah dilakukan dialog dengan beberapa pihak.
Sementara itu, RPH di Puspa Agro ini tergolong modern, karena menggunakan rantai dingin. Artinya, RPH ini mampu menghasilkan tidak hanya daging segar namun juga  daging beku yang bisa didistribusikan ke beberapa daerah.
Kapasitas pemotongan RPH ini juga cukup banyak. Tempat ini bisa memotong 50-100 ekor sapi per hari dan dilengkapi peralatan modern termasuk restraining box dan cold stroragde.
Saat ini pihak Puspa agro masih melakukan proses seleksi untuk menggandeng pihak ketiga sebagai kelengkapan RPH. Pengelolaan RPH memang butuh pihak ketiga untuk mengecek kesehatan dan kondisi hewan sebelum dipotong.
Sejumlah RPH Modern telah dimiliki Pemprov Jatim. Di antaranya, di Pacitan, Jember, Lamongan Malang dan Puspa agro. Dan semuanya  telah menggunakan sistem rantai dingin. [rac]

Rate this article!
Tags: