Pengemis-Gelandangan Serbu Sidoarjo, Pemkab Harus Cepat Turun Tangan

Sidoarjo, Bhirawa
Kabupaten Sidoarjo belakangan ini dibanjiri pengemis. Umumnya mereka beroperasi di stopan lampu jalan raya, di toserba-toserba. Dan bergeraknya tidak mengenal waktu, menongkrongi lokasi strategis hingga jam 11 malam.
Stopan lampu di Jenggolo-Pucang, pertigaan Krian ke arah Pacet, pabean Juanda. Dan paling mencolok pengemis itu nyanggong konsumen belanja yang baru keluar dari Indomart atau alfamart. Dengan caa duduk bersimpuh di dekat pintu ke luar toserba itu sepanjang hari mulai toko itu buka sampai tutup di malam hari. Memang tidak mengganggu, mereka hanya duduk diam menunggu pemberian uang. Dan bila mendapat sejumlah uang receh biasnya ditukarkan ke dalam kasir toserba.
Di stopan lampu, lebih atraktif lagi, bergerak lincah di saat lampu merah. Ada ibu pengemis yang menunggu di jalur hijau atau rest area. Kemudian melepas anaknya menjemput kendaraan yang berhenti. Sepertinya keluarga pengemis, ibu pengemis itu membawa 2 atau 3 anak atau kerabatnya. Setelah lampu hijau berkumpul di rest area.
Indrawan, pengendara yang tiap hari lewat Jl Jenggolo, meminta agar Satpol PP segera menertibkan para pengemis di jalan raya, karena bukan hanya membahayakan pengemis itu sendiri tapi juga bisa membahayakan kendaraan lain bila terjadi senggolan. Bila mengemis di malam hari, kadang keberadaan pengemis di jalan raya tidak terlihat. Terlebih bila pengemisnya anak kecil. “Saya pernah nyaris menabrak pengemis kecil saat akan berhenti di stopan Jenggolo,” ujarnya.
Stopan lampu di by pass Krian, yang muncul bukan hanya pengemis saja, tapi juga pengamen dan pembersih kaca depan mobil. Di pertigaan Krian yang kea rah Pacet juga demikian, mereka mencari rejeki di jalan raya.
Armanto, pengendara dari Balongbendo, meminta agar Satpol PP bergerak cepat membersihkan jalan raya dari pengemis dan pengamen. Karena kalau dibiarkan, dalam waktu dekat stopan lampu akan dipenuhi dengan pengemis jalanan. Sepertinya ada yang mengedrop pengemis itu. “Jangan sampai Sidoarjo akan dicap sebagai kota seribu pengemis,” ucapnya.
Ia mengingatkan Pemkab Sidoarjo untuk mencontoh Surabaya, kotanya bersih dari pengemis dan gelandangan. Sebagai kota yang akan menuju kota metropolis hendaknya Sidoarjo mulau berbenah dengan membersihkan kota ini dari pengemis dan gelandangan, pintanya.(hds)

Tags: