Penuhi Kebutuhan Masyarakat, Kembangkan Sayuran Hidroponik

Siswa SMASA Situbondo saat berada dalam kawasan lahan tanaman sayuran hidropnik. [sawawi]

Melihat Kiprah Tim Desa Binaan Siswa SMAN 1 Situbondo
Situbondo, Bhirawa
Kelompok siswa siswi SMAN 1 Situbondo yang tergabung dalam komunitas Tim Desa Binaan (Desbin) SMASA, sejak lama mengembangkan pola tanaman sayuran hidroponik di Situbondo. Para siswa berprestasi tersebut piawai memanfaatkan lahan yang ada di sekolah untuk dikembangkan menjadi lahan bercocok tanam dengan model hidroponik. Langkah positif ini mendapatkan apresiasi positif dari berbagai kalangan dunia pendidikan di Kota Santri Situbondo.
Ketua Tim Desbin SMASA, Farah Sekarwangi mengatakan, pola tanaman model pengembangan jenis hidroponik yang dirancang komunitasnya menggunakan sistem pipa paralon. Menurut Farah, selain tidak menggunakan pupuk zat kimia, tanaman tersebut juga dikenal tidak bersentuhan langsung dengan tanah melainkan dengan media paralon. “Dengan demikian ada banyak kemungkinan segala bentuk hewan parasit tidak bisa melekat dan mengembangkan hidupnya didalam model tanaman hidriponik ini. Sehingga saat dipanen dan dikonsumsi, aman dan tidak ikut masuk ke dalam tubuh manusia,” terang Farah.
Farah menambahkan, kegiatan tersebut dilakukan di sekolah tidak lain untuk memasyarakatkan pola tananam sayuran dilahan rumah sendiri. Pasalnya, aku Farah, lahan pertanian di Situbondo akihir akhir ini semakin menyempit akibat dampak program alih fungsi lahan sehingga membuat Desbin harus berinovasi dalam bercocok tanam. “Misalnya saja dengan memanfaatkan lahan rumah. Walaupun sempit, tetapi bisa memproduksi tanaman konsumsi dengan model hidroponik,” kupas Farah.
Lebih lanjut Farah menandaskan, untuk saat ini pihaknya masih fokus mengembangkan tanaman sayur kangkung dan selada. Pasalnya, akunya, kebutuhan masyarakat Kota Santri Situbondo terhadap sayur ini cukup tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, terangnya, saat ini masyarakat Situbondo banyak membutuhkan komoditas tersebut untuk kebutuhan restoran dan rumah makan. “Termasuk juga untu keperluan para pedagang pecel lele yang belakangan kian menggurita di Kabupaten Situbondo,” ucap Farah.
Rekan Farah bernama Tini, menambahkan, adanya kebutuhan sayur komoditas kangkung dan selada terbukti belakangan sangat tinggi. Buktnya saat ini saja, pihaknya sudah mendapatkan banyak order dari para pelanggan baru di Kota Situbondo. Diantaranya, beber Tini, salah satu rumah sakit swasta Situbondo hampir tiap hari mengorder kebutuhan dua komoditas sayuran tersebut. “Kini kebutuhan rumah sakit tersebut sudah terpenuhi. Minimal tiap panen kami diminta menyediakan 5 kg satu jenis sayuran. Mereka suka karena tanaman yang kami kembangkan terbukti sehat dan bergizi,” pungkas Tini.

Sayuran Hiroponik Panen Lebih Cepat dan Bebas Bahan Kimia
Selain SMASA Situbondo, belakangan ini banyak komunitas masyarakat Kota Santri ikut mengembangkan pola tanaman hidroponik seperti digagas SMASA. Pembina tim Desbin SMAN 1 Situbondo Rudi Hartono mengakui kini banyak elemen masyarakat ikut mengembangkan pola tanaman modern tersebut. Namun demikian, urai Rudi Hartono, pihaknya tidak gampang menghadapi kondisi tersebut. Sebaliknya, aku Rudi Hartono, dengan banyaknya peminat tanaman hidroponik akan membuat perekonomian masyarakat Situbondo lebih maju.
Kata Rudi Hartono, usaha anak didiknya banyak memiliki sisi keunggulan dibanding pola tanaman sayur dengan cara hidroponik ditempat lainnya. Selain waktu panen lebih cepat, hasil panen sayuran milik siswanya diyakini bebas dari kandungan zat kimia. “Ini karena budidaya sayuran hidroponik tidak menggunakan pestisida sebagaimana tanaman tradisional lainnya. Bahkan hidropnik tidak memakai obat kimia sedikit pun sebagaimana biasanya di tempuh tanaman di atas media tanah,” paparnya.
Rudi Hartono menjelaskan, khusus waktu penyemaian bibit sayur biasanya dilakukan di atas “rockwool” (lilitan pipa paralon) yang telah diisi air. Selanjutnya, menurut Rudi, alat tersebut disimpan di tempat yang kedap sinar matahari selama tiga hari. “Setelah tumbuh, tanaman tersebut lalu dipindahkan ke media pembesaran. Selanjutnya saat memasuki hari ke tujuh tanaman dipindahkan kembali ke media pendewasaan,” terang Rudi.
Sementara Farah, Ketua Tim Desbin SMASA menimpali, jika dalam waktu dekat ini Situbondo berdiri sebuah supermarket atau pasar modern dipastikan akan siap menerima hasil panen sayuran hidroponik hasil tanamannya. Untuk saat ini, urai Farah, hasil panen sayur hidroponik tim Desbin sudah berhasil di jual kepada kalangan tenaga pendidik, staf TU dan siswa siswi SMAN 1 Situbondo. “Termasuk Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo dan panitia Car Free Day (CFD) Pemkab Situbondo rutin order hasil tanaman hidropinik milik tim Desbin SMASA Situbondo,” pungkas Farah. [awi]

Tags: