Penyaluran BPNT Dinilai Tak Beres, Aktifis PMII Sumenep Demo Dinsos

Sumenep, Bhirawa
Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Sumenep dinilai menuai polemik. Salah satunya kualitas beras yang tidak layak konsumsi dan secara kuantitas dipertanyakan. Akibatnya, sejumlah aktifis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Wiraraja (Unija) setempat melakukan aksi unjuk rasa di kantor Dinas Sosial (Dinsos).
Koordinator aksi, Rahman meminta agar Dinsos Sumenep benar-benar serius dalam mengawal penyaluran BPNT kepada masyarakat kurang mampu. Sebab, ia menduga dalam penyaluran BPNT tersebut masih ada mafia yang bermain dan mengambil keuntungan dalam program pengentasan kemiskinan tersebut. “Kami menduga ada banyak mafia pada penyaluran BPNT ini, karena sejauh ini penyalurannya terus diwarnai persoalan. Padahal ini program pemerintah untuk warga kurang mampu,” kata Rahman, Kamis (16/1).
Mereka juga meminta agar Dinsos memperketat pengawasan terhadap penyaluran BPNT hingga sampai pada titip penerima. Kalau ditemukan oknum yang bermain, Dinsos harus berani menindak tegas agar oknum tersebut bisa insaf dari pekerjaan yang tercela itu. “Kalau sudah ada pengawasan yang ketat, kami yakin tidak akan ada lagi KPM yang akan dirugikan. Penerima atau KPM selama ini dirugikan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Sumenep, Moh. Iksan saat menemui mahasiswa mengatqkan, ibstansinya akan melakukan berbagai upaya untuk mengurai masalah penyaluran BPNT di Kota Keris ini. Karena, pada prinsipnya bantuan tersebut untuk keluarga kurang mampu secara ekonomi. “Masalah bantuan sosial berupa BPNT ini kami sudah melakukan upaya untuk meminimalisir terjadinya persoalan. Bahkan sudah disepakati, pengadaan barang itu dikembalikan ke mekanisme pasar,” papar Iksan.
Lebihnlanjut Iksan menegaskan kalau masih ditemukan beras atau telur kualitasnya buruk atau kuantitasnya berkurang, agen harus bertanggung jawab karena pengadaannya sudah menggunakan mekanisme pasar. “Beras yang diterima KPM adalah beras yang baik dan layak konsumsi. Kalau ternyata masih ada bahan pangan yang jelek, maka kami harus lebih gencar lagi melakukan pengawasan. Tapi kami janji akan terus berbenah,” tegasnya. [sul]

Tags: