Penyebaran Covid-19 Merajalela, Bupati Ingatkan Klaster Keluarga

Bupati Sumenep, A. Busyro Karim

Sumenep, Bhirawa
Penyebaran Covid-19 di Kabupaten tampaknya semakin merajalela. Buktinya, hingga saat ini pasien virus Corona itu telah menyebar di semua kecamatan. Bahkan, ada satu kecamatan yakni Saronggi sempat diberlakukan lockdown karena jumlah pasien Covid-19 sangat tinggi.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengatakan, total pasien Covid-19 per hari ini Minggu (4/10) di Kota Keris ini mencapai 376 orang. Dari ratusan pasien itu, sebanyak 51 orang saat ini masih menjalani perawatan secara intensif oleh tenaga medis di rumah sakit, baik di Rumah Sakit Moh Anwar, RSI Kalianget dan di Surabaya, sebanyak 53 pasien tercatat telah meninggal dunia dan selebihnya dinyatakan sembuh.
“Totalnya mencapai 376 orang. Yang meninggal dunia sebanyak 53 orang. Untuk hari ini saja (kemarin, red) ada dua pasien yang meninggal dunia, salah satunya masih tercatat sebagai ASN Pemkab Sumenep,” kata A. Busyro Karim, Minggu (4/10).
Bupati menduga, virus Corona yang menyebar di Bumi Sumekar ini telah remaja. Akibatnya, penyebarannya sangat cepat dan sulit dikendalikan. Salah satu contoh, pasien Covid-19 meninggal yang terakhir itu pada pagi hari hasil rapid tesnya masih negatif, tapi pada sore harinya sudah ada tanda–tanda pada jantungnya dan malamnya pasien sudah tidak ingat apa-apa. Ini menunjukkan bahwa virus tersebut sudah semakin ganas dan harus ditanggulangi dengan pola yang sangat serius pula.
“Untuk itu, keganasan virus ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada penanganan yang serius. Masyarakat juga harus hati-hati terhadap virus ini,” ucapnya.
Lebih lanjut Bupati menerangkan, tren penyebaran virus yang pertama muncul di Kota Wuhan, China ini merupakan klaster luar kota. Yang harus diwaspadai adalah penyebaran di internal keluarga, sebab pasien positif dengan katagori OTG itu sangat rentan terjadi penyebaran. Pasien tanpa gejala itu sangat bahaya, apalagi tidak melakukan isolasi mandiri secara baik di rumah. Karena tanpa gejala mereka bebas beraktifitas dengan warga lainnya.
“Yang sangat berbahaya itu dilingkungan keluarga. Kalau ada salah satu anggota keluarga yang terinfeksi virus Covid-19 dan tanpa gejala, hal itu yang menjadi bibit penyebaran bagi yang lain. Makanya klaster keluarga itu yang harus kita antisipasi bersama,” terangnya.
Untuk menekan angka pasien Corona, Pemkab setempat telah mengeluarkan kebijakan baru, dimana ASN yang sakit, mereka boleh bekerja dari rumah dan jika ada gejala seperti Covid-19 dipersilahkan segera memeriksakan diri kondisi kesehatannya.
“Bagi ASN yang sakit kami izinkan bekerja dari rumah. Ini bagian dari upaya kami untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Kami juga meminta agar masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan dengan sabun,” harapnya. [sul]

Tags: