Peringati Hari Santri, Pemkot Probolinggo Gelar Upacara Bendera

Wali kota Hadi menyerahkan piagam LPPD kepada Sekda Ninik Ira Wibawati.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Wali Kota Habib Hadi Serahkan Berbagai Penghargaan di Upacara HSN
Kota Probolinggo, Bhirawa
Selama tiga hari, mulai hari ini (21/10) sampai Jumat (23/10) seluruh karyawan/karyawati di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo mengenakan busana muslim untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke VI tahun 2020.

Kendati demikian, berbusana Muslim tidak menghalangi mereka beraktivitas di dalam dan luar kantor. Termasuk saat uapcara peringatan Hari jadi Provensi Jawa Timur yang ke 75 dan HSN dengan Inspektur upoacara Wali kota Hadi Zainal Arifin, Kamis (22/10) di halaman pemerintah kota Probolinggo, sekaligus wali koat menyerahkan berbagai penghargaan.

Upacara bendera dalam rangka memperingati HSN ke VI dengan tema “Santri Sehat Indonesia Kuat”, karyawan laki-laki yang memakai baju koko, kopiah (peci) dan sarung.

Sedangkan perempuan perempuan berpakaian muslim, bagi yang beragama lain dapat menyesuaikan. Dalam pandemi Covid-19 tetap memperhatikan Prokes (protokol kesehatan) yang amat ketat, dengan harus bermasker, mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir dan menjaga jarak, dengan peserta terbatas. Peserta upacara hanya berkisar 30 orang dari kalangan santri dan ASN Pemkot Probolinggo.

Begitu juga dengan tamu undangan hanya melibatkan perwalikan ulama pondok pesantren, Ormas Islam dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Probolinggo.

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin menuturkan sejumlah bukti kecintaan santri, kiai dan kalangan pesantren terhadap Negara Indonesia. Beberapa catatan sejarah perjuangan, perlawanan dan upaya mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang dilakukan kaum santri dan kiai di masa lalu.

Kepada para santri dan pondok pesantren, Habib Hadi mengimbau untuk selalu menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan, sebagai bentuk jihad kekinian dalam menekan penyebaran Covid-19, dengan harapan akan segera hilang.

Pemakaian busana muslim selama tiga hari ini, kata kata wali kota Habib Hadi Zainal Abidin, sebagai wujud menyemarakan dan mangayubagyo (ikut berbahagia) menyambut HSN di tahun 2020. Sekaligus menghargai dan mengapresiasi kultur budaya santri yang positif dalam membangun moral bangsa.

“Harapannya, agar kita semua, terutama ASN dan non ASN di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo bisa mengambil makna dan nilai positif dari kepribadian akhlaqul karimah santri yang santun, bersahaja, semangat cinta tanah dan ikhlas berjuang untuk kejayaan bangsa, negara dan agama,” kata wali kota Habib Hadi, panggilan akrap sang wali kota.

Wali Kota Hadi Zainal Abidin menyerahkan berbagai penghargaan yakni, penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Kelurahan Sukoharjo, yang didapuk menjadi Kelurahan Tangguh Bencana (Keltana) tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur.

Ia berharap semua kelurahan di Kota Probolinggo bakal menjadi Keltana (Kelurahan Tangguh Bencana), adalah kelurahan yang memiliki kemandirian dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta mampu memulihkan diri dengan cepat setelah bencana terjadi.

“Penghargaan ini sebagai spirit saling bahu membahu untuk Kota Probolinggo. Tentunya, di masing-masing kelurahan punya potensi, tantangan dan rintangan maka jadikan itu sebagai semangat tapi jangan terlena karena ada hal-hal yang harus diantisipasi,” jelasnya.

Wali Kota Hadi Zainal Abidin menyerahkan piagam terkait capaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) tahun 2018 dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat (16/10) di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Kali ini diserahkan kepada Sekretaris daerah Ninik Ira Wibawati.

Ya, Kementerian Dalam Negeri memberikan penghargaan atas kinerja LPPD Pemerintah Kota Probolinggo dengan skor 3,3908 dan status kinerja “Sangat Tinggi”. Skor tersebut meningkat dibanding LPPD tahun sebelumnya yaitu 3.3015.

Yang, peringkat Kota Probolinggo berhasil peringkat ketiga di tingkat kota di Jatim, sementara untuk seluruh kota / kabupaten se-Jatim kota yang dipimpin Wali Kota Habib Hadi ini berada di peringkat 11. Penghargaan ini dilakukan secara periodik tiap 2 tahun.

“Capaian prestasi ini merupakan buah kerja sama yang sinergi seluruh OPD di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo secara intens dan berkesinambungan dalam melaksanakan kinerja pemerintahan yang lebih profesional, “ujar Wali Kota Habib Hadi.

Ia menambahkan, penghargaan di bidang pemerintahan ini diharapkan terus meningkat dari tahun ke tahun. Dan, implementasinya betul-betul perasaan masyarakat.

“Terima kasih kepada seluruh OPD. Penghargaan ini adalah hasil kinerja dari pemerintahan yang kompak, kami optimis dapat mempertahankan atau meningkatkan poin lebih tinggi lagi di tahun mendatang,” imbuh Habib Hadi.

Sementara itu, dalam penyerahan penghargaan yang menerapkan protokol kesehatan bahwa penghargaan capaian LPPD sebagai bukti sinergi antara pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota.

Penghargaan Capaian LPPD Tahun 2018 ini bisa dijadikan modal untuk meningkatkan kualitas program dalam membangun keberseiringan di kota Probolinggo, tutur Habib Hadi pada acara tasyakuran Hari Jadi Provinsi Jjawa Timur yang ke 75 dan HSN ke VI di Puri Manggala Bahkti usai upacara.

“Tentunya pada Hari Santri Nasional dengan tema Santri Sehat Indonesia Kuat, dapat menjadi momentum, gelorakan semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan di masa pandemi. Mudah-mudahan kita semakin kuat, tidak ada lagi yang memecah belah dan menghindari hal-hal yang merugikan kita semua,” terang Habib Hadi.

“Momentum Hari Santri ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan paham paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Semangat hubuul wathon minal iman perlu terus digelorakan. Santri harus siap menghadapi tantangan zaman yang terus berubah,” tegasnya.

Pada pukul 15.00 wali kota Hadi meresmikan museum artefak peninggalan Rasulullah SAW dan para sabat di Jl. Suroyo. “Artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW adalah kekuatan baru yang dimiliki Pemkot Probolinggo di sektor pariwisata,” ungkapnya.

Artefak yang sudah teruji kebenarannya dan bersertifikasi itu bisa menjadi pilihan wisata religi baru bagi masyarakat Indonesia bahkan masyarakat negara lain, khususnya di kota Probolinggo dan sekitarnya. Pukul 16.00 dilanjutkan peresmian klinik NU di Jalan Mastrip, merupakan klinik yang menjadi dambaan masyarakat kota Probolinggo yang memang di tunggu-tunggu selama ini.

Malam harinya dalam rangkaian HSN dilanjutkan pengajian tablig akbar pada pukul 18.30 di Puri Manggala Bhakti, yang pelaksanaannya dengan prokes yang ketat pula. [wap.adv]

Tags: